KOMPAS.com - Banda Neira adalah sebuah pulau di Kepulauan Banda, Indonesia.
Pulau ini telah dikelola sebagai bagian dari administratif Kabupaten Kepulauan Banda di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
Dulunya, pulau ini terkenal menjadi pusat perdagangan pala dunia.
Maka dari itu, beberapa negara memperebutkan Banda Neira dan bahkan ingin menjajahnya.
Berikut ini sejarah Banda Neira.
Baca juga: Mengingat Banda Neira, Nostalgia Pulau Penghasil Pala
Berdasarkan dari sejarahnya, ada lima nama yang pernah disematkan pada Pulau Banda Neira, yaitu:
Apabila diusut lebih lanjut, nama Neira telah beberapa kali muncul dalam syair kabata yang merupakan folklor Belanda.
Di dalamnya, ada penyebutan nama “Nira” yang merujuk pada tokoh penyebar agama Islam di Maluku, termasuk Banda.
Nama lengkap dari penyebar agama Islam ini adalah Nirawati Watro.
Sementara itu, menurut sejarawan asal Banda, yaitu Des Alwi, kata “Nira” dapat diartikan sebagai maju.
Selaras dengan kata “Nayira”, dalam bahasa Arab artinya cahaya yang maju atau berpendar.
Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa Banda Neira pernah menjadi sebuah kota yang terkenal dan maju karena perdagangan rempah-rempah.
Baca juga: Pulau Nusa Barung Dibumihanguskan, Tak Berpenghuni hingga Kini
Pada zaman dulu, Banda Neira adalah sangat terkenal karena menjadi satu-satunya penghasil pala di dunia.
Hal ini disebabkan karena buah pala diyakini hanya bisa tumbuh di daerah itu, yang tanahnya subur dan tidak banyak terkena hujan.
Oleh sebab itu, tidak heran banyak bangsa penjajah yang ingin menguasai Banda Neira.
Bangsa yang pertama kali tahu tentang keberadaan Banda Neira adalah orang-orang Eropa.
Beberapa dari mereka sempat datang ke Banda Neira untuk melakukan transaksi jual beli rempah saja, bukan untuk menjajah.
Beda dengan Belanda yang datang karena berniat menguasai wilayah itu.
Sewaktu Inggris tiba di Banda Neira, mereka banyak membantu penduduk lokal dengan cara membekali persenjataan dan melatih perang.
Oleh karena itu, terjadilah perang antara pihak Belanda dengan warga lokal yang dibantu Inggris pada 1609.
Meskipun awalnya mereka saling berseteru, pada akhirnya Belanda dan Inggris sama-sama ingin menguasai perdagangan dunia dengan cara menjajah Banda Neira.
Serangkaian perang antara Inggris dan Belanda baru berakhir setelah ditandatanganinya Traktat Breda pada 31 Juli 1667.
Salah satu isi dari traktat tersebut adalah Inggris harus pergi dari Pulau Run, Kepulauan Banda.
Alhasil, pulau tersebut pun jatuh ke tangan Belanda.
Sebagai gantinya, pulau ini ditukar dengan koloni Belanda, yaitu Nieuw Amsterdam di Amerika Utara, yang diserahkan kepada Inggris.
Kota itu kemudian berganti nama menjadi Manhattan.
Sementara itu, Pulau Run saat ini berubah menjadi pulau yang berkembang sangat pelan seiring dengan redupnya eksistensi pala di dunia.
Referensi: