KOMPAS.com – Turki Usmani merupakan sebuah kerajaan yang eksis di Semenanjung Anatolia pada kisaran abad ke-13 hingga ke-20 Masehi.
Kiprah kerajaan ini pun dapat dikatakan gemilang karena mereka juga menguasai jalur perdagangan di Selat Bosporus yang merupakan jalur penting bagi Eropa kala itu.
Turki Usmani didirikan oleh keturunan Usman ibn Sauji ibn Arthogol ibn Sulaiman Syah ibn Kia Alp yang diprakarsai oleh Suku Oghuz pada akhir abad ke-13.
Turki Usmani menaklukan wilayah-wilayah di benua Eropa, hingga pada masa kepemimpinan Murad I (1359-1389), seluruh wilayah di bagian utara Yunani telah dikuasai.
Masih banyak lagi kegemilangan yang diraih oleh Dinasti Turki Usmani termasuk dalam bidang sosial, budaya, keilmuan, ekonomi, dan sebagainya.
Bahkan, Dinasti Turki Usmani adalah kerajaan Islam yang memiliki masa kekuasaan paling lama dibanding dua kerajaan Islam besar lainya pada masa itu, yaitu Mughal di India dan Safawi di Persia.
Berikut faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya Dinasti Turki Usmani.
Baca juga: Kesultanan Utsmaniyah: Sejarah, Sultan, Kejayaan, dan Keruntuhan
Turki Usmani didirikan oleh salah satu kelompok Suku Bangsa Turki bernama Oghuz yang mulanya mendiami kawasan Asia Kecil, tepatnya di wilayah Mongol dan utara China.
Mereka kelompok sosial yang nomadik. Dalam kurun tiga abad, mereka telah mengembara ke Turkistan, Persia, dan Irak.
Kelompok ini awalnya belum memeluk agama Islam. Mereka mulai memeluk Islam tatkala menetap di Asia Tengah pada kurun abad ke-9 hingga ke–10 M.
Baca juga: Kekaisaran Mongol, Kekaisaran Terbesar Kedua dalam Sejarah
Mereka banyak terlibat dalam berbagai pertempuran dan banyak melakukan pelarian ke berbagai wilayah di timur.
Mereka piawai membaca kondisi politik di timur yang dibuktikan ketika mereka mengabdi kepada Sultan Alauddin II.
Selain itu, Suku Oghuz juga memiliki kepiawaian dalam mengelola wilayah dan kekuatan militer yang dibuktikan dengan berkembangnya kawasan mereka, termasuk Bizantium.
Meninggalnya Sulaiman juga menjadi penyebab lahirnya perpecahan dalam suku tersebut menjadi dua kelompok.
Salah satu kelompok pergi ke timur dan kelompok lainnya memilih mengungsi ke Seljuk.
Baca juga: Sejarah Istanbul, Byzantium, dan Konstantinopel: Kota di Dua Benua