Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Tekstil, Kisah Faktor Ikutan Revolusi Industri

Kompas.com - 09/05/2023, 20:16 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Limbah tekstil lazimnya berbentuk kain perca hasil dari pekerjaan potong-memeotong untuk pembuatan pakaian.

Kain sebagai salah satu bahan tekstil, awal mulanya ditemukan pada 5.000 Sebelum Masehi (SM).

Kala itu, bahan kain adalah serat alami baik dari bulu binatang atau wol maupun katun dari kapas.

Setidaknya peradaban Mesir dan India memperkenalkan katun dan wol secara meluas ke seluruh dunia.

Sesudah itu, kebudayaan China memperkenalkan sutera dari kokon ulat sutra.

Laman literatur Kompas.com edisi 20 Oktober 2021 memberikan informasi bahwa Revolusi Industri pada 1760-1850 dengan penemuan mesin uap yang menggerakkan mesin tenun terbukti meningkatkan produksi tekstil.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Insentif untuk Industri Tekstil

Limbah tekstil

Pesatnya pertumbuhan industri tekstil dan fesyen sudah barang tentu membawa faktor ikutan yakni limbah tekstil berwujud kain perca.

Perkembangan zaman hingga di masa modern justru membuat kain perca perlahan tapi pasti tidak dipandang sebagai limbah tak berguna.

Pasalnya, kain perca di masa kini malahan menjadi sumber untuk bahan kebersihan rumah tangga mulai dari kain pel hingga mop pembersih lantai.

Foto dirilis Minggu (16/2/2020), memperlihatkan pekerja berpose dengan sisa bahan limbah tekstil di Jakarta. Laporan dari Ellen McArthur Foundation mengatakan, industri tekstil saat ini masih menggunakan cara usang yaitu model ekonomi linier (buat-gunakan-buang) yang menghasilkan timbunan limbah dan polusi dari bisnis busana sedunia.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Foto dirilis Minggu (16/2/2020), memperlihatkan pekerja berpose dengan sisa bahan limbah tekstil di Jakarta. Laporan dari Ellen McArthur Foundation mengatakan, industri tekstil saat ini masih menggunakan cara usang yaitu model ekonomi linier (buat-gunakan-buang) yang menghasilkan timbunan limbah dan polusi dari bisnis busana sedunia.

Dalam informasi terkininya, Senin (8/5/2023), Direktur Utama PT Klinko Karya Imajl Tbk (KLIN) Anggun Satriya Supanji menyebut mengenai pemanfaatan limbah tekstil khususnya kain perca.

KLIN yang berdiri sejak 2016 rata-rata menyerap limbah tekstil sekitar 100 ton per tahun.

Kata Anggun, pihaknya mengambil limbah tekstil dari precostumer waste dari limbah garmen dan usaha konveksi.

"Bentuknya berupa potongan kain perca," imbuh Anggun.

Sampai sekarang, pasokan bahan baku limbah tekstil untuk KLIN cukup lancar.

Pasalnya, limbah tekstil di Indonesia tersedia dalam jumlah melimpah.

Catatan per Desember 2022 menunjukkan bahwa KLIN memiliki kapasitas produksi 125.000 pieces per bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com