Alam Barzah, Sekat antara Alam Dunia dan Akhirat

KOMPAS.com - Dalam keyakinan umat Islam, alam barzah adalah alam yang memisahkan antara dunia dan akhirat.

Kehidupan alam barzah ibarat periode penantian bagi manusia yang telah meninggal hingga datangnya hari kebangkitan.

Di alam ini manusia telah diberi nikmat, jika semasa hidup di dunia menjadi orang beriman dan beramal saleh, sebaliknya orang yang kafir atau banyak berbuat dosa akan mendapat siksa.

Seperti apa kehidupan di alam barzah?

Baca juga: Yaumul Hisab, Hari Perhitungan Amal Manusia

Apa yang terjadi di alam barzah?

Secara bahasa, kata barzakh berarti batas, dinding, atau sekat antara dua hal.

Sedangkan menurut syariat, barzakh atau barzah berarti tempat yang berada di antara maut dan kebangkitan atau juga batas pemisah antara kehidupan dunia dan akhirat.

Dari definisi tersebut jelas bahwa letak alam barzah berada di antara dunia dan akhirat.

Setelah meninggal, manusia hidup di alam barzah hingga hari kiamat datang.

Di kehidupan ini, ruh manusia telah terpisah dari badannya dan akan mengalami siksaan atau kenikmatan, tergantung dari amalan mereka di dunia.

Orang-orang yang selama hidup di dunia banyak mengerjakan amal saleh dan bertakwa kepada Allah, akan mendapat perlakuan menyenangkan atau diberi kenikmatan oleh malaikat.

Sebaliknya, orang-orang kafir atau orang yang semasa hidup di dunia banyak berbuat dosa, akan mendapat siksaan dari malaikat.

Baca juga: Perbedaan Yaumul Hisab dan Yaumul Mizan

Terkait siksaan di alam barzah disinggung dalam Al Quran surat Al-Mu'minun ayat 100.

"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.' Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding (barzah) sampai hari mereka dibangkitkan." (Q.S. Al-Mu'minun: 100)

Alam barzah seperti stasiun pemberhentian sementara yang pasti dilalui oleh setiap manusia yang telah meninggal.

Referensi:

• Al Fatti, Junaidi Ahmad. (2020). The Miracle of Mizan. Yogyakarta: Araska.