KOMPAS.com - Dalam ajaran Islam, sekecil apapun perbuatan baik atau perbuatan buruk manusia sewaktu hidup di dunia akan ditimbang kemudian dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Timbangan amal baik dan amal buruk manusia selama hidupnya disebut Mizan.
Sedangkan Yaumul Mizan adalah hari penimbangan amal baik dan buruk manusia.
Apa yang terjadi selama Yaumul Mizan?
Baca juga: Yaumul Jaza, Hari Pembalasan Amal Manusia
Yaumul Mizan merupakan tindak lanjut dari hisab dan masa penentuan sebelum hari pembalasan atau Yaumul Jaza.
Setelah amal manusia dihisab, akan ditimbang menggunakan neraca keadilan atau mizan.
Mizan merupakan salah satu perwujudan atau bukti bahwa Allah sangat adil dalam melaksanakan hisab.
Pasalnya, semua amal perbuatan manusia dari yang terkecil sampai yang terbesar akan ditimbang, tanpa terkecuali dan tanpa terlewat.
Hasil dari penimbangan ini menentukan apakah seseorang akan hidup bahagia atau sengsara di akhirat.
Baca juga: Kisah Isra Miraj Nabi Muhammad
Barang siapa yang timbangan amal baiknya lebih berat dibanding amal buruknya, maka akan masuk surga.
Begitu pula sebaliknya apabila amal buruknya lebih berat, maka akan masuk neraka pada saat hari pembalasan.
Mengenai Mizan atau timbangan pada hari penimbangan, disinggung dalam beberapa ayat Al Quran, surat Al-Anbiya ayat 47 salah satunya.
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah kami sebagai pembuat perhitungan." (Q.S. Al-Anbiya: 47)
Adapun timbangan yang digunakan untuk menghitung dosa atau pahala seseorang, bentuk dan ukurannya sulit dibayangkan karena hanya Allah yang mengetahuinya.
Sebagian ulama menggambarkan kedua takaran timbangan tersebut lebih luas dari lapisan langit dan bumi Allah.
Rasulullah pernah bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Hakim dari Salman Ra, "Pada hari kiamat neraca amal akan diletakkan. Andaikata seluruh langit dan bumi ditimbang oleh neraca itu, niscaya mampu untuk menimbang."
Referensi: