Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kerajaan Samudera Pasai Menjadi Pusat Perdagangan?

Kompas.com - 22/02/2023, 19:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Kerajaan Samudera Pasai merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia.

Kerajaan ini didirikan pada 1267 oleh Meurah Silu, yang setelah menjadi raja bergelar Sultan Malik al-Saleh.

Kerajaan Samudera Pasai mengalami masa kejayaan ketika dipimpin oleh Sultan Mahmud Malik Az Zahir, yang memerintah antara 1326-1345.

Salah satu faktor yang membuat Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan adalah kehidupan ekonominya, yang ditopang sektor perdagangan.

Pada masanya, Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan yang dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai negeri.

Bagaimana Kerajaan Samudera Pasai bisa menjadi pusat perdagangan?

Baca juga: Kerajaan Samudera Pasai: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Kemajuan ekonomi Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan karena letak geografisnya yang berada di jalur pelayaran dan perdagangan internasional melalui Selat Malaka.

Letak Kerajaan Samudera Pasai berada sekitar 15 kilometer dari Lhokseumawe, Aceh.

Jalur pelayaran dan perdagangan internasional melalui Selat Malaka yang tidak jauh dari pusat Kerajaan Samudera Pasai telah ramai sejak awal Masehi.

Sejak abad ke-7, pedagang Muslim dari Arab, Persia, dan Timur Tengah, mulai memegang peran penting serta terlibat dalam jaringan pelayaran dan perdagangan internasional ke China.

Keberadaan jaringan pelayaran dan perdagangan antarbangsa di Selat Malaka tertulis pada berita-berita China dan Arab.

Baca juga: Sultan Mahmud Malik Az Zahir, Pembawa Kejayaan Samudera Pasai

Perkembangan jaringan pelayaran dan perdagangan di wilayah Samudera Pasai juga tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim.

Setelah Kerajaan Sriwijaya di Palembang runtuh, ramainya pelayaran dan perdagangan yang melalui Selat Malaka menguntungkan bagi Samudera Pasai, yang kemudian tumbuh sebagai bandar transit dan pusat perdagangan.

Kerajaan Samudera Pasai menjadi tempat bertemunya para pedagang dari Turki, Arab, Persia, Gujarat, Bengali, Melayu, Jawa, Siam, dan Kedah.

Kerajaan Samudera Pasai juga memiliki pengaruh atas pelabuhan-pelabuhan penting di ujung Sumatera, contohnya Pidie dan Perlak.

Komoditas dagang dari Kerajaan Samudera Pasai saat itu adalah lada, sutra, kapur barus, dan banyak barang lainnya karena pelabuhannya menjadi pengumpul berbagai barang dari banyak daerah.

Setiap tahunnya, Samudera Pasai mampu mengekspor lada, sutra, kapur barus, dan emas dalam jumlah besar.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com