Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Perang Salib dengan Penjelajahan Bangsa Eropa ke Indonesia

Kompas.com - 28/12/2022, 19:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pertempuran besar yang pernah terjadi antara kaum Kristen dengan kaum Muslim disebut sebagai Perang Salib.

Perang Salib terjadi selama lebih dari 100 tahun, sejak 1095 hingga 1291.

Adapun tujuan Perang Salib adalah untuk merebut Yerusalem dari Tanah Suci Islam (sekarang Palestina, Israel, sebagian Lebanon, dan Yordania).

Perang Salib telah memberikan dampak yang cukup besar, termasuk jatuhnya Yerusalem ke tangan kaum Muslim.

Selain itu, ternyata Perang Salib juga berkaitan dengan kedatangan bangsa Eropa ke Tanah Air.

Lantas, apa hubungan Perang Salib dengan penjelajahan bangsa Eropa ke Indonesia?

Baca juga: Jalur Penjelajahan Samudra Bangsa Eropa ke Indonesia

Putusnya jalur perdagangan Asia-Eropa

Dengan terjadinya Perang Salib, jalur perdagangan antara Asia dan Eropa terputus.

Terutama setelah Konstantinopel dikuasai oleh Turki Utsmani yang sebelumnya di bawah kuasa Kerajaan Bizantium.

Karena jalur perdagangan terputus, bangsa Eropa terpaksa harus mengubah jalur perdagangannya ke daerah penghasil barang-barang yang dibutuhkan, khususnya rempah-rempah.

Salah satu daerah yang menjadi incaran bangsa Eropa adalah Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam.

Kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara diawali dengan bangsa Portugis pada abad ke-16.

Setelah Portugis, disusul kehadiran Belanda, yang kemudian diikuti oleh beberapa negara lain, seperti Inggris dan Spanyol.

Bangsa Portugis yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque berhasil mendarat di Indonesia pada 1511, tepatnya di wilayah Malaka.

Tujuan kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia dikenal dengan slogan 3G, yaitu Gold, Glory, dan Gospel. 

Baca juga: Mengapa Semboyan 3G Berdampak Negatif bagi Bangsa Timur?

Dari ketiga slogan itu yang berkaitan dengan hubungan perdagangan adalah slogan Gold, yang berarti mencari keuntungan dan hasil besar dalam perdagangan rempah-rempah.

Setelah berlabuh di Malaka, bangsa Portugis melanjutkan perjalanannya ke Maluku, tepatnya Ternate yang dikenal sebagai penghasil rempah-rempah pada 1512.

Awalnya, kedatangan Portugis di Ternate mendapat sambutan baik dari Raja Ternate, yaitu Sultan Aby Luis.

Namun, lambat laun timbul konflik antara kedua belah pihak karena Portugis ingin menguasai seluruh wilayah Ternate.

Pada akhirnya, bangsa Portugis hengkang dari Indonesia pada 1605.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com