Prasasti Cane dan Riwayat Desa Tertua di Lamongan

KOMPAS.com - Prasasti Cane merupakan peninggalan Raja Airlangga, yang dikenal sebagai pendiri sekaligus penguasa satu-satunya di Kerajaan Kahuripan.

Prasasti ini bertarikh 943 Saka (1021 Masehi), yang berarti dikeluarkan oleh raja pada awal berdirinya kerajaan.

Raja Airlangga diketahui mendirikan Kerajaan Kahuripan pada 1019 sebagai penerus Kerajaan Medang atau Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Timur.

Saat ini Prasasti Cane menjadi salah satu koleksi Museum Nasional Indonesia di Jakarta.

Baca juga: Isi Prasasti Walandit dari Kawasan Bromo Tengger

Isi Prasasti Cane

Prasasti Cane terbuat dari batu andesit berbentuk segi lima yang melebar ke bagian atas.

Ukuran prasasti cukup besar, yakni memiliki panjang 85 cm, lebar 29 cm, dan tinggi 144 cm.

Isi Prasasti Cane yang ditulis menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno terpahat mengitari hampir semua sisi prasasti.

Inti dari pesan yang terdapat pada Prasasti Cane adalah mengenai permohonan penduduk Desa Cane agar diberi pegangan prasasti yang berisi perintah raja.

Mereka datang ke hadapan Raja Airlangga agar Desa Cane dijadikan sima (tanah bebas pajak).

Hal itu dikarenakan posisi Desa Cane menjadi batas kerajaan di bagian barat, yang sekaligus sebagai benteng pertahanan dari serangan musuh.

Baca juga: Mpu Bharada, Pendeta Sakti yang Membagi Kerajaan Kahuripan

KOMPAS/WIDYA LESTARI NINGSIH Prasasti Cane di Museum Nasional Indonesia.

Desa Cane saat ini bernama Desa Candisari, yang termasuk dalam Kecamatan Sambeng, Lamongan, Jawa Timur.

Berdasarkan informasi dari prasasti ini, Desa Candisari telah ditetapkan sebagai desa tertua di Lamongan.

Selain itu, Prasasti Cane menyebutkan tentang aturan pajak atas orang asing yang berdagang di wilayah Cane.

Bangsa asing yang dimaksud meliputi orang India, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan India.

Baca juga: Kerajaan Kahuripan: Sejarah, Raja, Keruntuhan, dan Peninggalan