Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontakan Ibnu Hadjar (1950)

Kompas.com - 28/07/2022, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ibnu Hadjar adalah seorang Letnan Dua Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang pernah memimpin pemberontakan di Kalimantan Selatan pada Oktober 1950.

Peristiwa ini merupakan bagian dari pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

Bersama pasukan yang ia bentuk sendiri, yaitu Kesatuan Rakyat yang Tertindas, Ibnu Hadjar menyerang pos-pos kesatuan tentara di Kalimantan Selatan.

Baca juga: Perbedaan Latar Belakang Pemberontakan DI/TII Jawa Barat dan Aceh

Latar belakang pemberontakan Ibnu Hadjar

Pemberontakan Ibnu Hadjar di Kalimantan Selatan masih menjadi bagian dari pemberontakan DI/TII yang dipelopori oleh tokoh Islam Indonesia, Kartosuwiryo.

DI/TII menuntut berdirinya suatu negara yang berlandaskan syariat Islam, yang disebut Negara Islam Indonesia (NII).

Latar belakang munculnya pemberontakan Ibnu Hadjar berawal dari tahun 1948.

Pada waktu itu, Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) Divisi IV sebagai pasukan utama Indonesia telah tumbuh menjadi satuan yang kuat untuk menghadapi Belanda.

Namun, sejak ada kebijakan baru tentang penataan ketentaraan di Kalimantan Selatan, hanya sedikit anggota ALRI Divisi IV yang diterima dalam TNI/Angkatan Perang RIS (APRIS).

Peraturan ini lantas membuat para anggota ALRI merasa kecewa, terlebih lagi banyak dari mereka juga yang tidak mendapat posisi sesuai yang diinginkan.

Peristiwa ini pun membuat beberapa anggota ALRIS Divisi IV melakukan pembelotan, termasuk Ibnu Hadjar.

Kronologi pemberontakan Ibnu Hadjar

Ibnu Hadjar kemudian mengumpulkan massa untuk bersama-sama melakukan pemberontakan.

Awalnya, pasukan Ibnu Hadjar hanya berjumlah 60 orang, yang disebut sebagai Kesatuan Rakyat yang Tertindas.

Pada bulan Maret 1950, Ibnu Hadjar melancarkan aksi pertamanya dengan menyerang pos-pos kesatuan tentara di Kalimantan Selatan dan membuat kekacauan di sana.

Setelah itu, bulan Oktober 1950, Ibnu Hadjar kembali melakukan serangkaian tindakan pengacauan lainnya di Kalimantan Selatan.

Bersamaan dengan ini, jumlah pasukan Ibnu Hadjar terus bertambah banyak hingga mencapai 250 orang.

Baca juga: Penyebab Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com