Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Basuki Abdullah, Duta Seni Lukis Indonesia

Kompas.com - 04/03/2022, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Basuki Abdullah adalah maestro lukis Indonesia asal Surakarta, yang menorehkan banyak prestasi.

Basuki Abdullah merupakan pelukis beraliran realis dan naturalis, yang pernah memenangi sayembara melukis Ratu Juliana pada 1948, mengalahkan 87 pelukis Eropa.

Ia pun sempat dipilih oleh Presiden Soekarno sebagai pelukis langganan istana.

Berkat keahliannya dalam bidang seni lukis, Basuki Abdullah mendapatkan panggilan untuk melukis raja, kepala negara, dan mengadakan pameran lukisanya di mancanegara, seperti di Singapura, Italia, Portugal, Inggris, dan beberapa negara lainnya.

Peran Basuki Abdullah dalam kancah internasional itu membuatnya disebut sebagai duta seni lukis Indonesia.

Baca juga: Aliran Seni Lukis Mooi Indie

Pendidikan Basuki Abdullah

Basuki Abdullah lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 27 Januari 1915. Ia merupakan putra dari pelukis pertama Indonesia abad ke-20, Abdullah Suriosubroto, sekaligus cucu Wahidin Sudirohusodo, tokoh kebangkitan nasional.

Sejak usia empat tahun, ia menunjukkan bakat dan kegemarannya akan melukis.

Basuki kecil telah melukis beberapa tokoh ternama, seperti Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, Krishnamutri, dan beberapa lainnya.

Basuki sempat bersekolah di HIS Katolik dan MULO Katolik di Solo. Kemudian, pada 1933, ia mendapat beasiswa untuk belajar di Akademik Seni Rupa di Den Haag, Belanda.

Ia menyelesaikan studinya pada 1936 dan mendapat penghargaan Sertifikat Royal International of Art (RIA).

Setelah bersekolah di Belanda, Basuki melanjutkan studinya di beberapa sekolah seni rupa di Eropa, seperti di Paris dan Roma.

Seperti ayahnya, Basuki Abdullah tumbuh menjadi pelukis Mooi Indie Indonesia yang sangat menonjol, bahkan mengangkat tema yang lebih luas.

Baca juga: Abdullah Suriosubroto, Pelukis Pertama Indonesia Abad ke-20

Kembali ke Indonesia

Pada 1939, karya yang telah dihasilkan oleh Basuki Abdullah di Eropa dibawa ke Indonesia untuk dipamerkan.

Pameran itu dilakukan di beberapa kota, di antaranya di Surakarta, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, dan Medan.

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, ia bergabung dalam organisasi Putera atau Pusat Tenaga Rakyat yang dibentuk pada 19 Maret 1943.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com