Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhir: Pengertian, Fungsi, dan Lokasi Penemuan

Kompas.com - 27/09/2021, 08:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hasil kebudayaan Megalitikum yang berupa tiang atau tugu terbuat dari batu melambangkan arwah nenek moyang disebut menhir.

Menhir berasal dari bahasa Keltik, men yang artinya batu, dan hir yang berarti panjang. Jadi, arti menhir adalah batu panjang.

Benda peninggalan zaman Megalitikum ini dapat berupa batu tunggal (monolith) atau berupa sekelompok batu yang diletakkan sejajar di atas tanah.

Ukuran menhir bisa sangat bervariasai, tetapi sering kali berbentuk meruncing ke arah atas.

Dalam kepercayaan animisme, menhir adalah alat pengikat antara arwah nenek moyang dengan anak cucunya. Sehingga melalui tugu batu ini, mereka memuja arwah nenek moyangnya.

Fungsi menhir

  • Sebagai sarana pemujaan terhadap arwah nenek moyang
  • Sebagai tempat memeringati seseorang (kepala suku) yang telah meninggal
  • Sebagai tempat menampung kedatangan roh
  • Sebagai penolak bahaya yang mengancam

Baca juga: Zaman Megalitikum: Peninggalan, Sejarah, Ciri, dan Kepercayaan

Lokasi penemuan

Menhir tersebar luas di wilayah Afrika, Asia, dan paling banyak ditemukan di Eropa.

Di Eropa Barat, khususnya di Irlandia dan Inggris, ditemukan sekitar 50.000 menhir. Sedangkan di barat laut Prancis terdapat 1.200 menhir.

Di Indonesia, daerah persebaran menhir cukup luas, di antaranya banyak ditemukan di Sumatera Barat, Pasemah (Sumatera Selatan), Pugungharjo (Lampung), Kosala dan Lebak Sibedug, Leles, Karang Muara, Cisolok (Jawa Barat), Yogyakarta, Pekauman Bondowoso (Jawa Timur), Orunyan dan Sembiran (Bali), serta Belu (Timor).

Di Sumatera Barat, menhir biasanya digunakan sebagai tanda kubur dan diletakkan di bukit-bukit atau di lereng-lereng gunung.

Masyarakat Minangkabau menyebut menhir sebagai "mejan", yang kemungkinan dapat disamakan dengan nisan.

Ukuran menhir di Sumatera Barat bervariasi, ada yang pendek (50-75 cm), sedang (75-125 cm), dan tinggi (125-400 cm).

Beberapa menhir memiliki pahatan dengan menampilkan berbagai macam pola hiasan, seperti muka manusia, binatang, atau sulur.

Sedangkan di Sumatera Selatan, menhir dapat ditemukan di Pasemah, Karangdalam, dan Tegurwangi.

Di Pasemah, terdapat menhir yang berdiri tunggal ataupun berkelompok dengan membentuk formasi temugelang, persegi empat, atau bujur sangkar.

Menhir tersebut sering kali ditemukan bersama peninggalan Megalitikum lainnya, seperti dolmen dan peti kubur batu.

Di Karangdalem, ditemukan menhir polos setinggi 1,6 meter yang berdiri di atas undak batu.

Sedangkan di Tegurwangi, banyak ditemukan menhir polos dengan tinggi maksimal 1,5 meter di dekat dolmen, patung, dan peti kubur batu.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com