Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelayaran Hongi: Tujuan dan Dampaknya

Kompas.com - 23/08/2021, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Kompas.com - Pelayaran Hongi atau Hongitochten adalah pelayaran yang dilakukan oleh VOC dengan menggunakan senjata lengkap untuk mengawasi jalannya monopoli perdagangan.

Apabila ditemukan pelanggaran, biasanya para pelanggar akan dikenai hukuman yang disebut ekstirpasi.

Hukuman ini berupa pembinasaan tanaman rempah-rempah, sementara petani yang melanggar peraturan monopoli akan disiksa atau dibunuh.

Kebijakan ini pertama kali dilakukan pada 1625, saat armada VOC melakukan Pelayaran Hongi dan memusnahkan beribu-ribu pohon cengkih milik rakyat Hoamoal.

Rakyat Maluku pun terus mengalami penderitaan akibat Pelayaran Hongi yang disertai dengan ekstirpasi.

Tujuan Pelayaran Hongi

Tujuan Pelayaran Hongi adalah untuk menjaga keberlangsungan monopoli rempah-rempah oleh VOC di wilayah Kepulauan Maluku dan sekitarnya.

Dengan menggunakan kora-kora (perahu kecil saat itu) milik para raja di Maluku, VOC berkeliling untuk mengawasi, mengejar, dan menangkap pedagang gelap atau penyelundup yang biasanya berasal dari Jawa, Melayu, dan Banda.

Ekspedisi ini utamanya melakukan pengawasan ke pulau-pulau penghasil cengkeh dan pala, seperti Pulau Seram, Saparua, dan Buru.

Dalam pelaksanaannya, VOC juga menangkap dan menghukum penduduk yang menjual rempah-rempah ke pihak selain penguasa Belanda.

Baca juga: Kebijakan-kebijakan VOC di Bidang Ekonomi

Praktik Pelayaran Hongi

Praktik monopoli dan Pelayaran Hongi semakin lama semakin merajalela hingga membuat Ambon, Uliase, dan Hoamoal terpuruk.

Kendati demikian, rakyat tetap melakukan perdagangan rempah-rempah secara gelap dan berusaha melawan dengan mengobarkan peperangan.

Antara 1634-1656, setidaknya terjadi tiga kali perlawanan atas kesewenang-wenangan VOC di Kepulauan Maluku.

Untuk mengatasi hal tersebut, pada 1652 VOC membantu pengangkatan kembali Sultan Mandar Syah dari Ternate.

Sebagai gantinya, Sultan Mandar Syah dipaksa menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa Ternate menerima keinginan VOC agar di kerajaannya tidak diperdagangkan cengkih, kecuali Ambon.

Untuk mengawasi pelaksanaan perjanjian ini, VOC setiap tahunnya diizinkan untuk melakukan Pelayaran Hongi yang terdiri dari kontingen VOC dan Ternate.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com