KOMPAS.com - Kala Holosen termasuk Zaman Kuarter periode kedua yang berlangsung kira-kira 11.700 tahun lalu hingga sekarang.
Zaman Holosen atau Alluvium adalah periode terakhir dari Zaman Neozoikum yang terjadi setelah kala Pleistosen.
Pada zaman ini, sebagian besar es di kutub telah lenyap dan menyebabkan naiknya air laut.
Salah satu dampaknya bagi Kepulauan Indonesia adalah tergenangnya Paparan Sunda dan Paparan Sahul.
Dengan demikian, daratan-daratan di Indonesia terpecah menjadi bentuk kepulauan seperti sekarang ini.
Selain itu, pada zaman Holosen telah hidup Homo sapiens atau manusia yang cerdas.
Oleh karena itu, kebudayaan sebagai ciptaan manusia mengalami perkembangan dan kemajuan luar biasa.
Baca juga: Peralatan Manusia Purba dan Fungsinya
Keadaan alam pada awal Kala Holosen masih dipengaruhi oleh aktivitas gunung api, gerakan pengangkatan, dan pelipatan.
Kendati demikian, terdapat perubahan-perubahan penting, termasuk salah satunya perubahan iklim.
Berakhirnya masa glasial atau Pleistosen menyebabkan iklim menjadi panas dan sebagian es di kutub mencair.
Salah satu pengaruh fenomena ini terhadap keadaan alam di nusantara adalah terbentuknya Kepulauan Indonesia seperti sekarang ini.
Selain itu, iklim di daerah tropis seperti Indonesia telah menunjukkan persamaan dengan iklim sekarang.
Sementara kehidupan hewan dan tumbuhan tidak banyak berevolusi selama Holosen, hanya saja terjadi pergeseran besar dalam distribusinya.
Hewan besar seperti mammoth, Smilodon, dan Homotherium menghilang pada akhir Pleistosen menjelang Holosen.
Baca juga: Zaman Neozoikum atau Kainozoikum: Pembagian dan Ciri-ciri
Pada zaman Holosen telah hidup Homo Sapiens atau manusia yang cerdas.