KOMPAS.com - Dalam menghadapi tantangan ekonomi seperti resesi atau perlambatan pertumbuhan, pemerintah seringkali mengambil langkah-langkah untuk merangsang aktivitas ekonomi.
Salah satu instrumen kebijakan yang sering digunakan adalah kebijakan fiskal ekspansif. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang pengertian, tujuan, serta contoh penerapan kebijakan fiskal ekspansif dalam konteks kebijakan ekonomi suatu negara.
Kebijakan fiskal ekspansif merujuk pada upaya pemerintah dalam meningkatkan pengeluaran publik atau mengurangi beban pajak untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Hal ini dilakukan dengan meningkatkan belanja pemerintah, menurunkan tarif pajak, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
Menurut buku Economics for Dummies (2018) karya Sean Masaki Flynn, kebijakan fiskal ekspansif bertujuan untuk meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian, sehingga dapat membantu mengatasi resesi atau menstabilkan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: 7 Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter serta Contohnya
Berikut merupakan beberapa contoh kebijakan fiskal ekspansif:
Terdapat beberapa tujuan diberlakukannya kebijakan fiskal ekspansif, berikut penjelasannya:
Salah satu tujuan utama kebijakan fiskal ekspansif adalah untuk mengurangi tingkat pengangguran dalam suatu negara.
Dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek infrastruktur atau program-program ketenagakerjaan, diharapkan akan tercipta lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat.
Baca juga: Kebijakan Fiskal: Pengertian, Cara Kerja, dan Jenisnya
Kebijakan fiskal ekspansif bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah atau memberlakukan insentif pajak bagi perusahaan dan individu, diharapkan akan terjadi peningkatan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Kebijakan fiskal ekspansif juga bertujuan untuk mengatasi deflasi atau stagnasi ekonomi. Dengan merangsang aktivitas ekonomi melalui peningkatan belanja pemerintah atau pengurangan pajak, diharapkan akan terjadi peningkatan permintaan agregat yang dapat mengangkat ekonomi dari kondisi lesu.
Baca juga: Apa Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter?
Salah satu contoh nyata penerapan kebijakan fiskal ekspansif adalah paket stimulus ekonomi yang diluncurkan oleh pemerintah Amerika Serikat pada masa krisis keuangan global tahun 2008.
Pemerintah AS meningkatkan belanja publik untuk proyek infrastruktur dan program sosial, serta memberlakukan potongan pajak bagi individu dan perusahaan. Langkah-langkah ini berhasil meredakan dampak resesi yang melanda ekonomi AS pada saat itu.
Dalam konteks lain, pemerintah Indonesia juga telah menerapkan kebijakan fiskal ekspansif untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Salah satu contohnya adalah peningkatan belanja pemerintah untuk pembangunan infrastruktur, yang diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan sektor-sektor terkait.
Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.