KOMPAS.com - Historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah yang dibuat oleh para pujangga di masa lampau.
Istilah ini secara umum merujuk pada karya tulis yang disusun di era kerajaan, baik itu kerajaan bercorak Hindu/Buddha maupun Islam.
Apa itu historiografi tradisional?
Menurut Ketut Witara, dkk dalam buku Metodologi Penelitian Bidang Pendidikan (2023), berikut definisi historiografi tradisional:
"Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang dilakukan oleh sastrawan (pujangga) kerajaan atau keraton."
Baca juga: Definisi Historiografi Kolonial dan Ciri-cirinya
Karya tulis atau sistem penulisan ini mulai berkembang pada masa Hindu Buddha. Salah satu contohnya ialah Kita Ramayana dan Babad Tanah Jawi.
Sementara itu, contoh historiografi tradisional yang bernuansa Islami adalah Hikayat Aceh, Hikayat Raja Pasai, dan lain-lain.
Dikutip dari buku Historiografi Islam (2018) oleh Fajriudin, historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah yang dibuat oleh para pujangga dari suatu kerajaan.
Historiografi tradisional cenderung subyektif. Karena isinya banyak menyanjung raja beserta keluarga kerajaan atau keraton.
Selain itu, tulisannya juga sering dicampur dengan mitos, legenda, juga kekuatan magis yang dimiliki raja atau orang sakti.
Baca juga: Historiografi: Pengertian dan Jenisnya
Berdasarkan definisi di atas, definisi historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah yang disusun oleh sastrawan atau pujangga kerajaan di masa lampau.
Salah satu ciri historiografi tradisional adalah bersifat istana atau keraton-sentris. Artinya karya tulis ini banyak mengungkapkan kehidupan istana atau keraton.
Ciri-ciri historiografi tradisional adalah tulisannya bersifat religio-magis. Dalam tulisan ini, raja ditulis sebagai manusia yang memiliki kelebihan batiniah.
Raja dianggap memiliki kekuatan magis atau energi gaib. Sehingga rakyat terkesan dan mau tidak mau harus patuh dengan titahnya.
Ciri historiografi tradisional lainnya, yakni penulisan karyanya bersifat regio-sentrisme. Maksudnya karya sejarah lebih menonjolkan regio atau wilayah kekuasaan atau kerajaan.
Baca juga: Historiografi Tradisional: Ciri-Ciri dan Contohnya
Terakhir, salah satu ciri historiografi tradisional adalah sifatnya yang psikopolitis sentrisme. Karya tulis ini ditulis oleh pujangga yang sangat kental dengan muatan psikologisnya.
Jika disimpulkan, ciri-ciri historiografi tradisional adalah: