Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Definisi Historiografi Tradisional dan Ciri-cirinya

Kompas.com - 15/01/2024, 07:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

KOMPAS.com - Historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah yang dibuat oleh para pujangga di masa lampau.

Istilah ini secara umum merujuk pada karya tulis yang disusun di era kerajaan, baik itu kerajaan bercorak Hindu/Buddha maupun Islam.

Apa itu historiografi tradisional?

Definisi historiografi tradisional

Menurut Ketut Witara, dkk dalam buku Metodologi Penelitian Bidang Pendidikan (2023), berikut definisi historiografi tradisional:

"Historiografi tradisional adalah penulisan sejarah yang dilakukan oleh sastrawan (pujangga) kerajaan atau keraton."

Baca juga: Definisi Historiografi Kolonial dan Ciri-cirinya

Karya tulis atau sistem penulisan ini mulai berkembang pada masa Hindu Buddha. Salah satu contohnya ialah Kita Ramayana dan Babad Tanah Jawi.

Sementara itu, contoh historiografi tradisional yang bernuansa Islami adalah Hikayat Aceh, Hikayat Raja Pasai, dan lain-lain.

Dikutip dari buku Historiografi Islam (2018) oleh Fajriudin, historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah yang dibuat oleh para pujangga dari suatu kerajaan.

Historiografi tradisional cenderung subyektif. Karena isinya banyak menyanjung raja beserta keluarga kerajaan atau keraton.

Selain itu, tulisannya juga sering dicampur dengan mitos, legenda, juga kekuatan magis yang dimiliki raja atau orang sakti.

Baca juga: Historiografi: Pengertian dan Jenisnya

Berdasarkan definisi di atas, definisi historiografi tradisional adalah karya tulis sejarah yang disusun oleh sastrawan atau pujangga kerajaan di masa lampau.

Ciri-ciri historiografi tradisional

Salah satu ciri historiografi tradisional adalah bersifat istana atau keraton-sentris. Artinya karya tulis ini banyak mengungkapkan kehidupan istana atau keraton.

Ciri-ciri historiografi tradisional adalah tulisannya bersifat religio-magis. Dalam tulisan ini, raja ditulis sebagai manusia yang memiliki kelebihan batiniah.

Raja dianggap memiliki kekuatan magis atau energi gaib. Sehingga rakyat terkesan dan mau tidak mau harus patuh dengan titahnya.

Ciri historiografi tradisional lainnya, yakni penulisan karyanya bersifat regio-sentrisme. Maksudnya karya sejarah lebih menonjolkan regio atau wilayah kekuasaan atau kerajaan.

Baca juga: Historiografi Tradisional: Ciri-Ciri dan Contohnya

Terakhir, salah satu ciri historiografi tradisional adalah sifatnya yang psikopolitis sentrisme. Karya tulis ini ditulis oleh pujangga yang sangat kental dengan muatan psikologisnya.

Jika disimpulkan, ciri-ciri historiografi tradisional adalah:

  • Bersifat istana atau keraton-sentris
  • Tulisannya bersifat religio-magis
  • Raja dianggap memiliki kekuatan magis atau energi gaib
  • Penulisan karyanya bersifat regio-sentrisme
  • Historiografi tradisional bersifat psikopolitis sentrisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com