Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Id, Ego, dan Superego

Kompas.com - 21/09/2023, 02:00 WIB
Arfianti Wijaya,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Freud, seorang tokoh konsepsi manusia dalam psikoanalisis, berpendapat bahwa perilaku manusia adalah hasil dari interaksi tiga subsistem yang ada dalam kepribadian manusia, yaitu id, ego, dan superego.

Mari kita mengenal lebih dalam mengenai id, ego, dan superego.

Id

Id adalah bagian dari kepribadian manusia yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia. Id dapat dianggap sebagai pusat insting, atau dalam kamus agama disebut hawa nafsu.

Id bergerak dengan berdasar pada prinsip kesenangan untuk segera memenuhi kebutuhannya. Id adalah tabiat hewani yang dimiliki manusia.

Baca juga: Faktor dan Tahap Pembentuk Kepribadian

Terdapat dua insting dominan, yaitu:

  • Libido

Libido adalah insting reproduktif yang memberikan energi dasar untuk aktivitas-aktivitas manusia yang sifatnya konstruktif. Insting ini disebut juga sebagai insting kehidupan (eros).

Dalam konsep Freud, eros tidak hanya tentang dorongan seksual, tetapi juga mencakup berbagai hal yang mendatangkan kenikmatan. Misalnya, cinta diri (narcism) ataupun kasih ibu.

  • Thanatos

Thanatos adalah insting agresif dan destruktif. Insting ini juga merupakan insting kematian. Agresi mendorong id pada kerusakan, seperti perang, berkelahi, berkuasa, serta semua tindakan yang sifatnya merusak.

Segala motif manusia merupakan hasil perpaduan antara eros dan thanatos.

Contoh perwujudan insting libido dan thanatos secara bersamaan adalah hasrat untuk mendapatkan kesenangan dari menduduki pangkat tertinggi disertai nafsu untuk menyingkirkan kawan ataupun lawan dengan sadis.

Ego

Id mampu melahirkan keinginan, namun ia tidak mampu memuaskan keinginan tersebut. Untuk itu, kita akan mengenal subsistem kedua, yaitu ego.

Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani yang dimiliki manusia dengan tuntutan realistis dan rasional. Ego bergerak menurut prinsip realitas.

Ego berfungsi menjembatani tuntutan id dengan realistis yang ada di dunia. Ego menyebabkan manusia dapat menundukkan hasrat hewaninya dan hidup dengan rasional sebagai pribadi yang normal.

Contoh aplikasinya adalah ketika id mendorong kita untuk membalas ejekan yang dilontarkan kepada kita dengan ejekan balik, ego akan memperingatkan kita bahwa lawan bicara kita merupakan bos yang memiliki kuasa untuk memecat kita.

Apabila kita menuruti id, maka kita adalah orang yang konyol. Kita juga teringat bahwa bukan hal yang baik untuk melawan atasan, terlebih menurut Hubungan Industrial Pancasila.

Baca juga: Teori Psikologi Sastra Menurut Sigmund Freud, Abraham Maslow, dan David Krech

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com