Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Kepribadian adalah segala sesuatu yang mendasari kebiasaan, sikap. pola reaksi (pengenalan diri, cara berpikir, dan bertingkah laku, cara merasa, cara mengendalikan diri, cara mengungkapkan dirinya, cara menggali potensi dirinya, memupuk kepercayaan, cara berkomunikasi dan lain-lain).
Dilansir dari buku Pengembangan Kepribadian dan Profesionalisme Bidan (2018) oleh Safrudin dan kawan-kawan, Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri ke lingkungannya.
Pengembangan kepribadian merupakan sebuah wawasan pengetahuan dan keterampilan manusia yang bersifat sangat luas, dikaitkan dengan ilmu pengetahuan.
Disadur dari buku Psikologi Kepribadian (1986) oleh Agus Sujanto, faktor yang memengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor.
Baca juga: Pengertian Kepribadian Menurut Ahli
Berikut faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan kepribadian seseorang menurut Sigmund Freud, sebagai berikut:
Pentingnya pengalaman awal (masa kanak-kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan dari ibu merupakan hal yang sulit dihapus dari ingatan.
Dalam menerima budaya, anak mengalami tekanan untuk mengembangkan pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya.
Kondisi fisik memengaruhi langsung dan tidak langsung terhadap kepribadian seseorang. Kondisi tubuh seseorang menentukan apa yang bisa dilakukan dan tidak.
Secara tidak langsung, seseorang akan merasa tubuhnya dipengaruhi oleh perasaan oang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang memengaruhi kepribadian, antara lain:
Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki lebih banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada orang yang dinilai kurang menarik.
Bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
Baca juga: Fungsi Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa
Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan dirinya sombong dan anak kurang pandai menjadi merasa bodoh.
Jika berkedakatan orang yang pandai, tidak jarang memberikan perilaku yang kurang baik.
Ledakan emosional tanpa sebab dinilai sebagai orang yang tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung dan cenderung kasar dan tidak mau bekerja sama.
Hal ini memengaruhi konsep diri. Kegagalan dapat merusak konsep diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang konsep diri tersebut.
Anak yang diterima kelompok sosialnya akan mengembangkan rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya, anak yang tidak diterima dalam lingkungan sosial akan membenci orang lain dan mudah tersinggung.
Keluarga sangat memengaruhi kepribadian anak, karena waktu terbanyak anak ada pada keluarga dan di dalam keluarga diletakkan dasar-dasar kepribadian.
Baca juga: Mengenal Berbagai Tipe Kepribadian dalam Teori Big Five Personality
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.