Freud menyebut superego sebagai unsur moral dalam pertimbangan terakhir.
Superego merupakan polisi kepribadian yang mewakili hal ideal. Superego adalah hati nurani yang menjadi internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural yang ada di masyarakat.
Superego memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang menyimpang. Superego menjadi tali kekang id, sehingga superego menekan gejolak-gejolak nafsu yang ada dalam diri manusia.
Superego tidak mengatur id, melainkan memberikan hukuman pada perilaku menyimpang dengan rasa bersalah. Baik superego maupun id, keduanya berada di dalam alam bawah sadar manusia.
Ego berada di tengah Id dan Superego. Maka, ego harus memilih untuk bertindak antara memenuhi desakan id atau peraturan superego.
Dalam mengatasi ketegangan tersebut, ego dapat menyerah dan mematuhi desakan id. Namun, dengan begitu superego akan menghukumnya melalui perasaan bersalah.
Kesadaran dalam superego berkembang melalui penyerapan nilai-nilai kultural dan moral masyarakat. Orang tua merupakan faktor penting dalam pengembangan superego pada anak-anak.
Baca juga: Model Psikoanalisis dalam Teori Perilaku Konsumen
Referensi: