KOMPAS.com - Perubahan dinamika kehidupan membuat kemampuan resiliensi seseorang dapat berubah, yang semula bagus dalam mengatasi stres menjadi sangat lemah secara mental.
Kemampuan resiliensi pada dasarnya bisa dipelajari sepanjang proses kehidupan.
Dilansir dari buku Stres, Resiliensi, dan Tata Laksana Masalah Kesehatan Jiwa Tenaga Kerja setelah Pandemi COVID-19 (2022) oleh Retno Lestari, definsi resiliensi adalah kemampuan seseorang dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya secara keseluruhan.
Resiliensi akan sulit terjadi jika seseorang menunjukkan sikap yang negatif dan kurang mendapatkan dukungan.
Baca juga: Pengertian Citra Diri dan Karakteristik Positif serta Negatif
Dikutip dari buku Mengatasi Problematika Kemampuan Penyesuaian Diri (Risilien) Dengan Teknik Bibliokonseling (2022) oleh Dwi Rahmawati, seorang yang resilien biasanya memiliki empat sifat-sifat umum, yaitu:
Kemampuan untuk memunculkan respons yang positif dari orang lain, dalam artian mengadakan hubungan-hubungan yang positif dengan orang dewasa dan teman sebaya.
Perencanaan yang memudahkan untuk mengendalikan diri sendiri dan memanfaatkan akal sehatnya untuk mencari bantuan dari orang lain.
Suatu kesadaran tentang identitas diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara independen serta melakukan pengontrolan terhadap lingkungan.
Baca juga: Harga Diri: Pengertian, Tipe, Faktor, dan Karakteristik
Selain itu, ada empat faktor yang memengaruhi resiliensi, yakni faktor individu, keluarga, komunitas, dan risiko.
Berikut rinciannya:
Yang dimaksud faktor individu adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri yang mampu membuat seseorang menjadi resilien.
Hal-hal yang termasuk dalam faktor individu ini, antara lain:
Baca juga: Pengertian Pengungkapan Diri Menurut Ahli
Beberapa penelitian menjelaskan bahwa individu yang menerima secara langsung arahan dan dukungan dari orangtua dalam keadaan yang buruk akan lebih merasa termotivasi, optimis dan yakin bahwa individu tersebut mampu menjadi sukses.
Individu yang resilien lebih sering mencari dan menerima dukungan juga kepedulian dari orang dewasa selain orangtua, seperti guru, pelatih, konselor sekolah kepala sekolah dan tetangga.
Begitu pula dengan memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, juga lingkungan yang baik.
Baca juga: Jenis dan Aspek Kontrol Diri
Faktor risiko berupa keadaan kekurangan, kehilangan, peristiwa negatif dalam hidup, peperangan, bencana alam dan sebagainya.
Selain faktor di atas, resiliensi juga berpengaruh terhadap regulasi emosi, emosi positif, spiritualitas, harapan, optimisme, kemampuan beradaptasi, faktor demografis (usia, gender, jenis kelamin, ras dan etnik).
Dengan demikian, secara garis besar terdapat tiga faktor yang memengaruhi resiliensi yaitu faktor individu, keluarga, dan eksternal (komunitas).
Itulah penjelasan mengenai definisi resiliensi, ciri-ciri orang resilien, dan faktor yang memengaruhi resiliensi.
Baca juga: Faktor-faktor yang Memengaruhi Penerimaan Diri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.