Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Sejarah dan Proses Upacara Sekaten

Kompas.com - 07/02/2023, 20:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPA.com - Upacara sekaten adalah upacara adat yang tidak berkaitan dengan siklus hidup manusia. Upacara sekaten berasal dari daerah Yogyakarta dan Surakarta untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. 

Biasanya, upacar ini dilaksanakan bertepatan pada tanggal 12 bulan Maulud. Selain itu, sekaten juga digunakan oleh raja atau Sultan untuk berkomunikasi dengan rakyat serta untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Gunungan diujung menuju halaman Mesjid Besar Yogya.Kompas/AUGUST PARENGKUAN Gunungan diujung menuju halaman Mesjid Besar Yogya.

Sejarah singkat upacara sekaten

Pada masa awal perkembangan agama Islam, Sunan Kalijaga menggunakan gamelan untuk menyebarkan agama Islam. Dua perangkat gamelan tersebut bernama Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntur Madu. 

Sunan Kalijaga membunyikan gamelan untuk menarik minat penduduk agar datang menikmati pagelaran. Di sela-sela pagelaran tersebut, beliau mengadakan khotbah untuk menyebarkan agama Islam. 

Bagi penduduk yang ingin memeluk Islam diwajibkan mengucapkan dua kalimat syahadat. Istilah syahadat yang diucapkan syahadatain berangsur-angsur berubah dalam pengucapan menjadi syakatain dan pada akhirnya menjadi sekaten.

Baca juga: Senjata Tradisional Jawa Tengah dan Yogyakarta

Gamelan sekaten sedang disiapkan di Bangsal Pradonggo halaman Masjid Agung SurakartaKompas.com/Anggara Wikan Prasetya Gamelan sekaten sedang disiapkan di Bangsal Pradonggo halaman Masjid Agung Surakarta

Proses upacara sekaten

Sebagai upacara pendahuluan, sekaten diadakan seminggu sebelum hari kelahiran Nabi Muhammad saw, yaitu pada tanggal 5 maulud.

Kedua perangkat gamelan dikeluarkan dari tempat penyimpanannya di bangsal Sri Manganti dan dipindahkan ke bangsal Ponconiti yang terletak di Kemandungan Utara (keben). 

Pada sore hari, kedua perangkat gamelan ini mulai dibunyikan. Beranjak tengah malam, kedua perangkat gamelan diarak oleh iring-iringan abdi dalem disertai pengawal prajurit keraton berseragam lengkap menuju Masjid Agung.

Di Masjid Agung akan dibunyikan setiap hari kecuali hari Jumat. Selama dan sebelum sekaten diadakan pula pasar malam yang dimeriahkan oleh warga di alun-alun utara.

Puncak dari acara sekaten adalah Grebeg Maulud yang jatuh pada tanggal 12 Maulud yang diawali oleh parade prajurit keraton yang mengenakan seragam kebesarannya. Parade dimulai di halaman Utara Kemandungan dan Keraton Melewati Sitihinggil menuju ke pagelaran di alun-alun utara. 

Dalam parade ini diusung pula sebuah gunung yang terbuat dari beras ketan, makanan, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Gunungan tersebut melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan Mataram.

Baca juga: Mengenal Gamelan Khas Jawa Tengah dan Yogyakarta

Pada saat parade menyeberangi alun-alun utara, mereka akan disambut oleh tembakan Salvo dan Dorkan prajurit keraton yang telah menunggu. Prosesi itu disebut dengan grebeg. Kata grebeg berasal dari bahasa Jawa brebeg atau gumbrebeg yang berarti suara ribut. 

Gunungan yang diarak tadi kemudian didoakan dan diberkahi di Masjid Agung. Setelah itu, gunungan akan diperebutkan oleh warga yang datang menyaksikan acara Grebeg Maulud.

Mereka percaya bahwa gunungan itu merupakan benda suci dan akan membawa berkah bagi kesehatan dan keselamatan mereka. Setelah upacara selesai, dua perangkat gamelan dibawa kembali ke tempat penyimpanan di Keraton.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com