Biaya Konversi: Pengertian dan Rumusnya

KOMPAS.com - Biaya konversi disebut juga conversion cost. Jenis biaya ini memperlihatkan korelasi antara tenaga kerja dengan aktivitas pabrik.

Umumnya perhitungan biaya ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan produk.

Apa itu biaya konversi?

Pengertian biaya konversi

Dikutip dari buku Analisis Laporan Keuangan ( 2019) karya Toto Prihadi, biaya konversi terdiri dari biaya tenaga kerja langsung serta biaya umum pabrik.

Jadi, untuk menghitung biaya konversi, kita perlu mengetahui berapa biaya tenaga kerja langsung dan serta biaya umum pabrik yang dikeluarkan.

Baca juga: 4 Manfaat Biaya Peluang

Menurut Wiwik Lestari, dkk dalam buku Akuntansi Biaya (2020), biaya konversi adalah biaya yang dibutuhkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk atau barang setengah jadi.

Sederhananya, dalam pengolahan sumber daya, dibutuhkan peran tenaga kerja juga biaya umum pabrik, seperti mesin dan perawatan.

Dengan demikian, dari perhitungan kedua variabel tersebut, kita bisa mengetahui berapa besaran biaya konversi dalam sekali produksi.

Rumus biaya konversi

Sesuai penjelasan di atas, biaya konversi terdiri dari biaya tenaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik.

Berikut rumus biaya konversi;

Biaya konversi = Tenaga kerja langsung + overhead pabrik 

Baca juga: Biaya Oportunitas (Opportunity Cost): Pengertian dan Contohnya

Pada satu sisi, biaya konversi sangat bermanfaat untuk membantu perhitungan produksi atau pengolahan bahan mentah menjadi produk.

Jenis biaya ini juga bisa digunakan untuk mengawasi serta melacak pengeluaran produksi barang.

Meski begitu, biaya konversi memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya, perhitungan biaya ini hanya memberi sedikit gambaran terkait proses produksi.

Selain itu, biaya konversi juga dipandang tidak terlalu relevan untuk menghitung proses produksi yang tidak mengalami konversi.