5 Fase Pembangunan Ekonomi Menurut Rostow

KOMPAS.com - Pembangunan ekonomi suatu negara tidak bisa dilakukan dalam sekejap. Karena ada serangkaian fase yang harus dilewati.

Walt Whitman Rostow, ekonom asal Amerika Serikat, memaparkan lima fase pembangunan ekonomi menurutnya.

Ia menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi berawal dari tahap tradisional hingga pertumbuhan atau industrialisasi berkelanjutan.

Tuliskan kelima fase pembangunan ekonomi menurut Rostow! 

Dikutip dari buku Pembangunan Daerah (2022) karya Muhammad Nur Afandi dkk, berikut kelima fase pembangunan ekonomi menurut Rostow:

• Traditional society (masyarakat tradisional)
• Pre-condition to take off (prasyarat lepas landas)
• Take-off (lepas landas)
• Drive to maturnity (gerakan ke arah kedewasaan)
• The age of high mass consumption (konsumsi massal yang tinggi).

Baca juga: Teori Pertumbuhan Ekonomi Walt W. Rostow

Berikut penjelasan lebih lanjutnya:

Traditional society

Dalam tahap ini, fungsi produksi masyarakat masih sangat terbatas. Penggunaan teknologi pun juga belum ada.

Sekitar 75 persen tenaga kerja diserap untuk bekerja di bidang produksi makanan. Sedangkan mayoritas pendapatan dialokasikan untuk perang, pemakaman, serta pernikahan.

Pre-condition to take off

Dikutip dari buku Ekonomi Pembangunan (2021) oleh Robert Tua Siregar dkk, tahap pembangunan ekonomi Rostow ini berkaitan dengan kesiapan ekonomi penduduk.

Maksudnya bagaimana masyarakat siap untuk berkembang dan bertahan dalam mengembangkan sistem perekonomiannya ke tahap lepas landas.

Biasanya tahap ini ditandai dengan peningkatan jumlah tabungan atau modal serta perubahan dalam bidang ekonomi.

Baca juga: 4 Teori Ekonomi Mikro

Take-off

Dalam teori pembangunan ekonomi Rostow ini, kondisi negara digambarkan mengalami revolusi politik juga teknologi.

Karena itulah, negara yang berada di fase ini disebut negara berkembang.

Rostow menjelaskan bahwa perekonomian negara "lepas landas" terjadi jika pertumbuhan penduduknya berkisar 1 hingga 1,5 persen.

Selain itu, juga terjadi kenaikan modal atu investasi sekitar 3,5 hingga 5,25 persen, agar pendapatan per kapitanya tidak menurun.