Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/08/2022, 15:30 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: M. Faisal, Guru SDN 214/IX Bukit Jaya, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Gerhana bulan merupakan fenomena alam akibat kedudukan Bulan, Bumi, dan Matahari membentuk garis lurus. Di mana Bumi berada di tengah-tengah Bulan dan Matahari. 

Pada saat gerhana bulan, cahaya Matahari yang diterima Bulan terhalangi Bumi. Sehingga Bulan berada dalam bayang-bayang Bumi. 

Gerhana bulan hanya terjadi pada malam hari ketika bulan purnama. Gerhana bulan tidak berbahaya jika dilihat secara langsung dengan mata telanjang. 

Fenomena gerhana bulan ada tiga jenis, yaitu gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan penumbra. Berikut pemaparannya: 

Baca juga: Mengenal Gerak Bulan, Jenis, dan Dampaknya

Gerhana bulan total 

Ilustrasi selama gerhana bulan total, sinar matahari disaring oleh atmosfer bumi dan bulan berwarna oranye. [NASA VIA BBC INDONESIA]NASA VIA BBC INDONESIA Ilustrasi selama gerhana bulan total, sinar matahari disaring oleh atmosfer bumi dan bulan berwarna oranye. [NASA VIA BBC INDONESIA]

Gerhana bulan total terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan dalam satu garis lurus, sehingga Bulan tepat berada di daerah umbra. 

Gerhana bulan total terakhir terjadi pada tanggal 15 Mei 2022 dan dapat disaksikan di belahan benua Amerika, Eropa, Afrika, Zona Oceania, Selandia Baru dan wilayah Timur Tengah. Sedangkan di Indonesia sendiri saat itu tak dapat disaksikan. 

Gerhana bulan sebagian atau gerhana bulan parsial

Foto kolase gerhana bulan sebagian dari fase awal (kiri), puncak gerhana sebagian (kedua kanan) dan fase akhir (kanan) yang terpantau dari Denpasar, Bali, Rabu (17/7/2019). Gerhana bulan sebagian berlangsung sekitar pukul 04.00 WITA hingga pukul 06.00 WITA tersebut dapat terlihat dari seluruh wilayah Indonesia menjelang bulan terbenam.ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA Foto kolase gerhana bulan sebagian dari fase awal (kiri), puncak gerhana sebagian (kedua kanan) dan fase akhir (kanan) yang terpantau dari Denpasar, Bali, Rabu (17/7/2019). Gerhana bulan sebagian berlangsung sekitar pukul 04.00 WITA hingga pukul 06.00 WITA tersebut dapat terlihat dari seluruh wilayah Indonesia menjelang bulan terbenam.

Gerhana bulan sebagian terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan tidak benar-benar dalam satu garis lurus. Hal ini karena, posisi bulan berada di antara daerah umbra dan penumbra. Sehingga, sebagian bulan terlihat gelap dan sebagiannya lagi terlihat normal. 

Gerhana bulan sebagian tanggal 19 November 2021 mencakup 97,85 persen permukaan Bulan itu tertutupi oleh umbra Bumi, sehingga durasi gerhananya bisa mencapai 3 jam 28 menit. Ini merupakan durasi gerhana bulan terlama yang pernah tercatat.

Durasi gerhana bulan sebelumnya dengan gerhana bulan total terlama yang pernah terjadi pada tahun 2018, tetapi hanya dengan durasi satu jam 42 menit, dan 57 detik.

Baca juga: Gerhana Bulan dan Matahari: Pengertian, Jenis, dan Proses Terjadinya

Gerhana bulan penumbra 

Ilustrasi gerhana bulan penumbraditpsd.kemdikbud.go.id Ilustrasi gerhana bulan penumbra

Gerhana bulan penumbra  terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan tidak benar-benar dalam satu garis lurus. Hal ini terjadi disebabkan posisi bulan berada di daerah penumbra. Hal itu membuat Bulan hanya masuk ke bayangan penumbra Bumi.

Akibatnya, saat gerhana terjadi, Bulan akan terlihat lebih redup dari saat purnama. Durasi gerhana dari fase Gerhana mulai hingga Gerhana berakhir kali ini adalah 4 jam 20 menit 59 detik. Gerhaba bulan terlihat tidak begitu jelas dan harus menggunakan alat khusus. 

Baca juga: Lautan Bulan: Dataran Rendah yang Luas di Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com