Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tokoh Berpengaruh dalam LGBTQ+

Kompas.com - 21/04/2022, 10:30 WIB
Aldila Daradinanti,
Vanya Karunia Mulia Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Queer atau orang-orang yang tidak memandang jender dalam hal ketertarikan orientasi seksual, muncul pada abad ke-20, tepatnya tahun 1990-an. 

Kemunculan kelompok queer tidak dapat dipisahkan dari sejarah LGBT serta peran berbagai tokoh berpengaruh di dalamnya.

Siapa saja tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam sejarah LGBT dan queer?

Stormé DeLarverie

Stormé DeLarverie, salah satu tokoh berpengaruh dalam kelompok LGBTWikimediacommons.org Stormé DeLarverie, salah satu tokoh berpengaruh dalam kelompok LGBT

Dikenal sebagai wanita yang memulai perlawanan terhadap polisi dalam kerusuhan Stonewall pada 1969.

Kerusuhan Stonewall merupakan peristiwa di mana kaum homoseksual, seperti lesbian, gay, dan transgender untuk pertama kalinya bersatu dalam tujuan yang sama, yakni menentukan perubahan aktivisme hak-hak LGBT+ ke depannya.

DeLarverie dijuluki "Gay Community Rosa Park" atau Taman Rosa Komunitas Gay.

Baca juga: Apa Bedanya Jenis Kelamin dengan Gender?

Gilbert Baker

Gilbert Barker, salah satu tokoh berpengaruh dalam kelompok LGBTWikimedia Commons/Gareth Watkins Gilbert Barker, salah satu tokoh berpengaruh dalam kelompok LGBT

Adalah seorang seniman asal Amerika Serikat, aktivis hak gay, serta perancang dan pembuat bendera ikonik untuk kelompok LGBT, yaitu bendera pelangi.

Pada 1978, bendera pelangi tersebut dibuat atas dasar permintaan Harvey Milk, seorang politisi gay pertama di Amerika Serikat, yang terpilih untuk menempati jabatan publik di California.

Marsha P. Johnson

Marsha P. Johnson, salah satu tokoh berpengaruh dalam kelompok LGBTWikimediacommons.org Marsha P. Johnson, salah satu tokoh berpengaruh dalam kelompok LGBT

Merupakan wanita transgender keturunan Afrika-Amerika, sekaligus seorang aktivis pembebasan gay.

Ia dikenal sebagai advokat vokal untuk hak gay dan menjadi salah satu tokoh terkemuka dalam pemberontakan Stonewall pada 1969. Dia juga dianggap sebagai ibu dari pemuda LGBTQ yang terpinggirkan. 

Sepanjang hidupnya, ia mendedikasikan dirinya untuk mengupayakan kesetaraan dan keadilan sosial, meski mengalami ketidakstabilan mental dan keuangan.

Dilansir dari situs National Park Service, ia mendirikan organisasi Street Transvestite Action Revolutionaries (STAR) atau Revolusioner Aksi Waria Jalanan, bersama temannya, Sylvia Rivera.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com