KOMPAS.com - MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi salah satu program kerja sama yang dilakukan oleh negara ASEAN.
Adapun negara yang tergabung dalam ASEAN adalah Indonesia, Filipina, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Vietnam, Myanmar, serta Kamboja.
Mengutip dari jurnal Buruh Perempuan dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) (2016) karya Risminingati Indi Riantidewi, MEA merupakan sistem perdagangan bebas yang dilakukan oleh para negara anggota ASEAN.
Adanya MEA diharapkan bisa meningkatkan pembangunan ekonomi, kemajuan sosial serta pengembangan budaya di negara anggota ASEAN. Tiga hal inilah yang menjadi tujuan utama pembentukan dan pemberlakuan MEA di ASEAN.
Baca juga: 6 Negara Penghasil Timah Terbesar di ASEAN
Latar belakang MEA
Dilansir dari situs Ketua Dewan MEA Indonesia, MEA atau yang dikenal juga dengan AEC (Asean Economic Community) terbentuk pada 2015 lewat persetujuan Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025.
Walau baru dideklarasikan pada 2015, sebenarnya MEA sudah dirancang pada 2013. Para petinggi anggota ASEAN saat itu berencana membentuk kawasan ASEAN menjadi kawasan yang memiliki integritas ekonomi kuat.
Selain itu, pembentukan MEA juga menjadi bentuk persiapan bagi negara anggota ASEAN untuk menghadapi tantangan ekonomi serta perdagangan yang berlaku secara global. Dengan demikian diharapkan negara anggota ASEAN bisa bersaing secara global.
Dampak terbentuknya MEA
Terbentuknya MEA membawa sejumlah pengaruh untuk negara anggotanya, termasuk Indonesia. Dampak tersebut ada yang bersifat positif dan ada pula yang bersifat negatif.
Dalam jurnal Menilik Kesiapan Dunia Ketenagakerjaan Indonesia Menghadapi MEA (2014) oleh Bagus Prasetyo, MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) memiliki dampak positif berupa:
- Meningkatkan investasi
Adanya MEA secara otomatis membuka peluang sebesar mungkin untuk meningkatkan investasi, khususnya dari perusahaan dari negara lain. Jika investasinya meningkat, secara langsung juga meningkatkan perekonomian Indonesia.
- Membuka lapangan pekerjaan
Terbentuknya MEA juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru baik di dalam ataupun luar negeri, sebagai dampak dari peningkatan investasi. Lapangan pekerjaan akan lebih beragam dan tentunya membutuhkan tenaga ahli yang terampil di bidangnya.
- Meningkatnya kegiatan ekspor
MEA dapat memudahkan dan meningkatkan kegiatan ekspor di Indonesia. Karena jangkauan wilayah ekspor lebih luas dan tidak perlu membayar biaya yang terlalu mahal. Peningkatan kegiatan ekspor ini juga sangat berpengaruh pada nilai pendapatan per kapita Indonesia.
Baca juga: Tujuan ASEAN COST
Selain memiliki dampak positif, MEA juga memiliki sejumlah dampak negatif untuk Indonesia, yaitu:
- Persaingan tenaga kerja
Walau lapangan pekerjaan terbuka lebar, namun persaingan terjadi secara ketat. Karena masyarakat Indonesia tidak hanya bersaing dengan penduduk lokal, tetapi juga bersaing dengan pencari kerja dari negara lain. Karena mereka juga mendapat kemudahan untuk pergi ke luar negeri dan mencari kerja.
- Industri lokal bersaing dengan produk luar negeri
Adanya MEA juga membuat industri lokal mau tidak mau harus bersaing dengan produk luar negeri. Karena barang impor yang masuk dalam jumlah banyak, sehingga bisa mengancam posisi produk lokal. Terlebih lagi jika produk asing dianggap memiliki kualitas yang jauh lebih baik.
- Eksploitasi SDA oleh perusahaan asing
MEA juga bisa berdampak negatif pada sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. Karena perusahaan asing bisa menggunakan dan mengeksploitasi sumber daya alam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.