Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Raden Patah, Raja Pertama Kerajaan Demak

Kompas.com - 24/02/2021, 16:09 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1478.

Raden patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabar sebagai adipati kadipaten Bintara Demak.

Ketenaran Kesultanan Demak didapat dari Wali Sanga, sembilan orang ulama besar, pendakwah Islam paling awal di Pulaua Jawa.

Karena bantuan dari daerah-daerah lain, Raden Patah memutuskan hubungan dengan Majapahit yang saat itu berada dalam kondisi yang lemah.

Keputusan tersebut semakin memperkuat bahwa Demak berdiri secara mandiri dan Raden Patah mengambil gelar Sultan Syah Alam Akbar.

Baca juga: Sunan Kudus, Menghormati Ajaran Hindu

Asal usul Raden Patah

Berdasarkan buku The History of Javanese Kings - Sejarah Raja-Raja Jawa (2010) oleh Purwadi, Raden Patah merupakan penguasa kerajaan Islam yang memiliki garis keturunan Tionghoa.

Ibu Raden Patah merupakan orang Tionghoa, seorang putri dari Dinasti Ming bernama Siu Ban Ci. Raden Patah lahir di Palembang tahun 1455. Raden Patah merupakan putera Brawijaya V, raja terakhir Majapahit.

Pada awal abad ke-14, Kaisar Yan Lu dari dinasti Ming mengirimkan seorang putri kepada raja Brawijaya V di Majapahit, sebagai tanda persahabatan kedua negara.

Putri tersebut cantik dan pintar sehingga mendapat perhatian khusus di hati Raja Brawijaya V. Namun, kehadiran putri tersebut mengganggu Ratu Dwarawati sang permaisuri yang berasal dari Campa.

Kecemburuan ini membuat Brawijaya V terpaksa menyingkirkan putri tersbut dari istana. Dalam keadaan mengandung, sang putri dikirim kepada adipati Palembang, Arya Damar.

Baca juga: Sunan Bonang, Seniman yang Berdakwah

Setelah melahirkan Raden patah, Siu Bun Ci kemudian dinikahi oleh Arya Damar dan memiliki seorang anak bernama Raden Kusen. Secara tidak langsung menjadi adik dari Raden Patah.

Raden Patah memiliki nama kecil pangeran Jimbun. Pada masa mudanya, Raden Patah memperoleh pndidikan yabng berlatar belakang bangsawan dan politik.

Selama 20 tahun hidup di istana Adipati Palembang, Raden Patah memutuskan untuk kembali ke Majapahit bersama adiknya, Raden Kusen.

Setibanya di Tuban, Raden Patah tinggal dan belajar di Ampel Denta, bersama para saudagar muslim. Di sana beliau juga mendapat dukungan dari utusan kaisar China, Laksamana Cheng Ho.

Selain itu, Raden Patah juga mendalami agama Islam bersama dengan Sunan Giri, Sunan Bonang, dan Sunan Drajat. Setelah dianggap lulus, Raden Patah dipercaya menjadi ulama dan membuat permukiman di Bintara.

Baca juga: Sunan Ampel, Berdakwah dengan Ajaran Moh Limo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com