KOMPAS.com - Sunan Drajat lahir sekitar tahun 1470 Masehi. Sunan Drajat masih memiliki hubungan saudara dengan Sunan Bonang.
Sunan Drajat memiliki nama kecil Raden Qasim atau Raden Syarifuddin. Ia adalah putra dari Sunan Ampel dan Dewi Candrawati.
Sekitar tahun 1520 Masehi, Sunan Drajat diberi gelar Sunan Mayang Madu, oleh Raden Patah. Sunan Mayang Madu dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi kepada sesamanya.
Ia sering memberi bantuan kepada fakir miskin. Sebelum menyebarkan agama Islam, Sunan Drajat berusaha untuk membuat warga masyarakat hidup dalam kemakmuran.
Mengutip dari Buku Kisah Teladan Walisongo: Sembilan Wali Penyebar Islam di Jawa (2007) karya M. Faizi, diceritakan jika Sunan Ampel, ayah Sunan Drajat, memberi pengajaran dakwah serta taklim kepada Sunan Drajat.
Sehingga Sunan Drajat memiliki gaya berdakwah yang lugas sama seperti Sunan Ampel. Ia mengawali pengajaran dakwahnya di daerah pesisir Gresik.
Hingga pada suatu hari, Sunan Drajat terdampar di daerah Banjarwati, yang saat ini lebih dikenal sebagai daerah Lamongan di Provinsi Jawa Timur.
Baca juga: Sunan Giri, Menyebarkan Islam Lewat Permainan Kanak-kanak
Setahun setelah memberi dakwah di Banjarwati, Sunan Drajat melanjutkan perjalanannya ke arah selatan yang berjarak kurang lebih satu kilometer.
Kemudian ia mendirikan pesantren Dalem Duwur di daerah tersebut, yang saat ini lebih dikenal sebagai Desa Drajat, berlokasi di daerah Paciran, Kabupaten Lamongan.
Kepada santrinya, Sunan Drajat memberi pengajaran tentang tauhid serta akidah, menggunakan gaya yang lugas sama seperti ayahnya.
Dalam Buku Sunan Drajat (2020) karya Nabila Anwar, diceritakan jika Sunan Drajat menyebarkan agama Islam melalui perbuatan menolong sesama.
Saat itu, kehidupan ekonomi masyarakat Desa Drajat masih miskin atau serba kekurangan. Ia berniat untuk menolong perekonomian warga desa tersebut.
Sunan Drajat mulai mengajak warga Desa Drajat untuk membuka ladang, mengajari mereka cara menangkap ikan, serta membantu warga untuk membuat rumah yang lebih kokoh.
Tidak hanya itu, Sunan Drajat juga membuat surau, memberi pengajaran kepada anak-anak tentang banyak ilmu, serta memberi nasihat kepada orang kaya agar senang berbagi dan membantu sesama yang membutuhkan.
Sunan Drajat juga memanfaatkan kesenian sebagai media untuk berdakwah, seperti seni suluk dan tembang pangkur yang dibuat olehnya.