Di Bintara, Raden Patah mengubah hutan Bintara menjadi sebuah pesantren Glagahwangi. Seiring kemajuan pesantren dan agama Islam di sekitar Bintara, Raden Patah mengganti nama Glagahwangi menjadi Demak dengan ibu kota bernama Bintara.
Dalam buku A Historis of Modern Indonesia since 1200 (2001) karya MC Ricklesfs, Kerajaan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam. Jawa para Wali dalam penyebaran Islam sangat besar.
Pada msaa pemerintahan Raden Patah, dibangun Masjid Demak yang proses pembangunannya dibantu oleh para Wali. Sebagai raja pertama Kerajaan Demak, beliau menaklukan Kerajaan Majapahit dan memindahkan seluruh benda upacara dan pusaka Kerajaan Majapahit ke Demak.
Slamet Mujana dalam buku Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara (2007), Raden Patah berhasil memperluas dan mempertahankan Kerajaan Majapahit. Hal tersebut dilihat dari:
Baca juga: Sunan Gunung Jati, Penyebar Islam di Tanah Pasundan
Raden Patah wafat pada tahun 1518 di Demak, Jawa Tengah. Posisinya kemudian diteruskan oleh anaknya, Pati Unus atau yang dikenal dengan Pangeran Sabrang Lor.
Raden Patah diketahui memiliki tiga orang istri, yaitu Solekha dari Malokha putri Sunan Ampel, Randu Singa, dan Putri Dipati Jipang. Dari ketiga pernikahannya, Raden Patah memiliki anak bernama Pati Unus, Raden Trenggono, Raden Kanduruwan, Raden kikin, dan Ratu Nyawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.