Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sunan Ampel, Berdakwah dengan Ajaran "Moh Limo"

Kompas.com - 26/09/2020, 10:00 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Sunan Ampel merupakan salah satu diantara wali songo yang menyebarkan agama di Islam di Nusantara tepatnya di tanah Jawa.

Sunan Ampel yang memiliki nama asli Raden Mohammad Ali Rahmatullah (Raden Rahmat) menyebarkan agama Islam di wilayah Surabaya, Jawa Timur.

Sunan Ampel merupakan anak dari Maulana Malik Ibrahim atau Malik Maghribi atau yang dikenal Sunan Gresik.

Sunan Ampel dikenal dengan metode dakwahnya Moh Limo. Ia juga salah satu sebagai pencetus Kerajaan Islam pertama di tanah Jawa dan membantu membangun Masjis Agung Demak.

Baca juga: Peran Walisongo dalam Penyebaran Islam di Tanah Jawa 

Keturunan bangsawan

Ia lahir di Champa, Kamboja sekitar 1401. Sunan Ampel juga keponakan dari Raja Majapahit yang dipimpin oleh Raja Brawijaya.

Dalam buku Sunan Ampel (Raden Rahmad) karya Yoyok Rahayu Basuki, adapun kakak sulung ibunya adalah Dewi Sasmitraputri yang merupakan permaisuri Prabu Kertawijaya atau Brawijaya.

Pada 1443, bersama saudara tuanya bernama Ali Musada (Ali Murtadho) dan sepupunya Raden Burereh datang ke Jawa dan menetap di Tuban.

Setelah menetap di Tuban, ia berangkat menuju Kerajaan Majapahit untuk menemui bibinya Dewi Sasmitraputri. 

Sunan Ampel berdakwah menyebarkan agama Islam di wilayah Kerajaan Majapahit yang sedang dalam masa-masa suram.

Baca juga: Sunan Gresik, Wali Pertama Penyebar Islam di Tanah Jawa

Karena para adipati dan pembesar kerajaan melupakan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Mereka lebih suka hidup bermewah-mewah dan berpesta.

Kondisi itu membuat Prabu Brawijaya merasa sedih mengetahui kerajaan yang carut marut.

Prabu Brawijaya pun kemudian mengundakan Raden Rahmat untuk mengatasi masalah-masalah di Kerajaan Majapahit.

Cara berdakwah 

Sunan Ampel mampu menjalankan tugas dengan baik. Dengan kesabaran dan kewibawaannya, Sunan Ampel mampu mengatasi situasi Kerajaan Majapahit dengan menyadarkan dan mendidik para bangsawan serta adipati ke jalan yang benar.

Dikutip buku 9 Sunan (2015) karya Sri Sumaryoto, setelah berhasil menyadarkan para bangsawan dan adipati, Sunan Ampel melanjutkan niatnya untuk berdakwa di masyarakat.

Baca juga: Sunan Kalijaga, Berdakwah Lewat Wayang

Saat berjalan menyusuru desa, Raden Rahmat tiba di sebuah tempat yang kosong. Di situ, ia membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah, kemudian membangun pesantren.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com