KOMPAS.com - Pra-aksara berasal dari gabungan kata, yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum dan aksara berarti tulisan.
Pengertian masa praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal bentuk tulisan. Masa praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada dan leka artinya tulisan).
Dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara, Masa Hindu Budha, dan Masa Islam (2019) karya Tri Worosetyaningsih, bangsa Indonesia mengakhiri masa praaksara sekitar abad IV Masehi.
Prasasti pada Yupa berangka tahun abad V Masehi di Kuati Kalimantan Timur membuktikan bangsa Indonesia telah masuk masa aksara.
Baca juga: Sejarah Peradaban India Kuno
Pembabakan zaman praaksara di Indonesia berdasarkan geologi dibagi ke dalam empat zaman. Zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan prasejarah terdiri dari:
Arkeozoikum atau zaman tertua berlangsung kira-kira 2500 juta tahun. Pada saat itu kulit bumi masih panas, sehingga tidak ada kehidupan.
Zaman primer atau zaman hidup tua yang berlangsung 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil, dan binatang yang tidak bertulang punggung.
Zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan yang berlangsung kira-kira 140 juta tahun. Pada zaman pertengahan jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar sehingga zaman ini juga disebut zaman reptil.
Setelah berakhirnya zaman sekunder ini, maka muncul kehidupan lain yaitu jenis burung dan binatang menyusui yang masih rendah tingkatannya. Sedangkan jenis reptil mengalami kepunahan.
Baca juga: Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia
Zaman hidup baru yang dibedakan menjadi dua zaman, yaitu:
Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun. Ditandai dengan perkembangan jenis binatang menyusui, seperti primata.
Zaman ini ditandai dengan adanya kehidupan manusia sehingga merupakan zaman terpenting.
Indonesia termasuk negara yang banyak meninggalkan fosil dan artefak. Banyaknya penemuan tersebut membuat Indonesia menjadi negara yang penting bagi para peneliti kehidupan praaksara.
Menurut banyak peneliti, kawasan Indonesia memiliki lingkungan yang nyaman dan berada di bawah garis khatulistiwa.
Hal ini memungkinkan kehidupan keseharian bisa terus berlangsung tanpa terputus oleh musim. Para peneliti telah menemukan berbagai jenis manusia purba yang pernah hidup di Indonesia, yaitu:
Pada tahun 1889, seorang geolog Belanda bernama B.D van Rietschoten menemukan tengkorak manusia di daerah Wajak, dekat Tulungagung (Jawa Timur).
Baca juga: Konsep Berpikir Diakronik dan Sinkronik dalam Belajar Sejarah