Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peninggalan Sejarah Hindu-Buddha di Indonesia

Kompas.com - Diperbarui 24/01/2022, 16:10 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Ajaran Hindu-Buddha ada di Nusantara sebelum adanya agama-agama lain.

Hindu dan Buddha menjadi agama resmi beberapa kerajaan terbesar Nusantara.

Peninggalan-peninggalan dari kerajaan tersebut telah dilestarikan dan dijadikan tempat wisata bagi masyarakat.

Peninggalan yang bercorak Hindu-Buddha umumnya berupa prasastri, candi, kiktab, dan arca.

Berikut merupakan peninggalan-peninggalan sejarah Hindu-Buddha yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia:

Prasasti (batu tertulis)

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), setiap kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berdiri dan berkembang di Indonesia diketahui keberadaanya lewat prasasti atau batu tertulis.

Prasasti-prasasti tersebut tertulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa sansekerta, bahasa Jawa kuno dan bahasa Melayu kuno.

Prasasti merupakan sebuah dokumen atau piagam yang tertulis pada batu, tembaga, dan sebagainya.

Baca juga: Perkembangan Agama Hindu-Buddha di Nusantara 

Contoh prasasti tersebut adalah:

Prasasti huruf pallawa bahasa Sansakerta

  1. Yupa, prasasti Muarakaman (Kerajaan Kutai)
  2. Prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi, Tugu, Cidanghiang (Kerajaan Tarumanegara)
  3. Prasasti Tuk Mas (Kerajaan Holing)
  4. Prasasti Canggal, Mantyasih, Wanua Tengah III, Sojomerto, Sangkhara, Kalasan,Klurak (Kerajaan Mataram Kuno).

Prasasti huruf pallawa bahasa Melayu Kuno

Contoh dari prasasti huruf pallawa bahasa Melayu Kuno ialah Prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuo, Kota Kapur, Karang Berahi, Telaga Batu (Kerajaan Sriwijaya)

Prasasti huruf Pranagari dan Bali kuno bahasa Sansekerta

Prasasti huruf Pranagari dan Bali kuno bahasa Sansekerta adalah Prasasti Sanur (Kerajaan Bali)

Candi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), candi adalah bangunan kuno yang dibuat dari batu.

Di masa lampau, candi difungsikan sebagai tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja-raja, serta pendeta-pendeta Hindu dan Buddha.

Istilah candi berasal dari salah satu nama untuk Dewi Durga (dewi maut) yaitu Candika. Inilah mengapa candi berfungsi sebagai tempat untuk memuliakan raja yang telah meninggal.

Tapi, candi tidak menyimpan mayat atau abu jenazah. Candi hanya menyimpan benda-benda seperti potongan logam, batu-batuan, dan sesaji.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com