Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Arktik Mengalami Kenaikan Suhu Lebih Cepat dari Wilayah Lain?

Kompas.com - 10/04/2024, 14:00 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Arktik adalah sebuah wilayah di sekitar Kutub Utara Bumi. Dengan begitu, suhu di Arktik cenderung lebih dingin daripada wilayah lain di muka bumi ini.

Meskipun Arktik terkenal dengan suhu dingin dan lapisan es-nya, ternyata wilayah Arktik mengalami kenaikan suhu lebih cepat daripada wilayah lain.

Baca juga: Hari Tanpa Es di Arktik Terjadi di Dekade Ini

Kenaikan suhu Arktik

Walaupun suhu dunia secara keseluruhan telah meningkat sekitar 1,2 derajat celsius sejak dimulainya revolusi industri, suhu di Arktik telah meningkat sekitar 3°C. 

Dilansir dari laman NASA, luas es laut Arktik di musim panas menyusut sebesar 12,2% per dekade karena suhu yang lebih hangat.

Hal tersebut tentunya menimbulkan dampak buruk bagi manusia dan ekosistem. Contohnya adalah punahnya spesies, kenaikan air laut, hingga cuaca ekstrem seperti gelombang panas, kekeringan, dan banjir.

Mengapa kenaikan suhu Arktik lebih cepat?

Dikutip dari WWF, laju pemanasan yang lebih cepat di Arktik sering dikaitkan dengan mencairnya es laut. Ketika es tersebut menghilang, es akan digantikan oleh hamparan air laut yang semakin gelap dan menyerap sinar matahari, bukan memantulkannya.

Namun, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Arktik mengalami kenaikan suhu lebih cepat daripada wilayah lain di Bumi, di antaranya:

1. Kenaikan udara hangat

Pertama, konveksi terjadi ketika udara di dekat permukaan bumi dipanaskan oleh kehangatan tanah. Udara tersebut menjadi lebih ringan daripada udara di atasnya, dan naik.

Di daerah tropis, permukaan tanahnya terus-menerus dipanaskan oleh matahari, yang menyebabkan banyak konveksi yang bercampur di atmosfer secara vertikal.

Baca juga: Sejarah Evolusi Flora di Benua Arktik Terungkap

Tetapi di Kutub Utara, lebih sedikit sinar matahari yang mencapai permukaan tanah. Hal ini menyebabkan atmosfer dipanaskan oleh udara hangat dan lembab yang diangkut dari daerah tropis-sehingga konveksi dan pencampuran vertikal berkurang.

Kedua, pemanasan tambahan yang disebabkan oleh karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya mempengaruhi atmosfer di dekat permukaan. Di daerah tropis, kenaikan suhu menyebar secara vertikal karena konveksi.

Namun di Kutub Utara, pemanasan dari gas rumah kaca paling terasa di dekat permukaan.

2. Uap air di atmosfer

Uap air (air dalam bentuk gas) memainkan peran yang sangat penting dalam sistem iklim Bumi. Ketika terjadi pengangkutan udara lembab dari daerah tropis ke kutub, terjadi peningkatan lebih banyak uap air di atmosfer Kutub Utara.

Uap air sendiri adalah gas rumah kaca, yang berarti ia menjebak panas di atmosfer. Ketika uap air naik ke atmosfer, ia menyerap panas dari permukaan bumi dan mencegahnya keluar ke luar angkasa. Hal ini menyebabkan pemanasan global dan meningkatkan suhu.

ketika udara lembab bergerak menuju kutub, menyebabkan uap air mengembun dan melepaskan panas laten. Panas ini dilepaskan kembali ke atmosfer, yang dapat meningkatkan suhu.

Baca juga: Apa Perbedaan Antara Arktik dan Antartika?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com