KOMPAS.com - Para ilmuwan berhasil menemukan bukti adanya bakteri penyebab kerusakan gigi pada gigi geraham manusia berusia 4.000 tahun.
Gigi tersebut diyakini milik seorang pria dari zaman Perunggu.
Baca juga: Cacing Pita Sudah Ada Sejak 99 Juta Tahun Lalu, Ini Buktinya
Bakteri itu terjebak di dalam sisa-sisa gigi yang digali dari gua batu kapur di County Limerick, Irlandia.
Peneliti mengungkap DNA Streptococcus mutans, sejenis bakteri di mulut manusia yang menyebabkan gigi berlubang dalam jumlah yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
Tim peneliti juga menemukan jenis mikroba lain yang terkait dengan penyakit gusi, termasuk Tannerella forsythia.
Dikutip dari Independent, Sabtu (30/3/2024), berdasarkan analisis, para ilmuwan kemudian mampu merekonstruksi genom, kumpulan lengkap materi genetik, dari bakteri purba tersebut.
Tidak hanya itu, temuan juga membantu memberikan wawasan tentang bagaimana pola makan manusia berevolusi selama berabad-abad, khususnya dalam kaitannya dengan konsumsi gula.
Temuan bakteri purba pada sampel gigi kuno ini bisa dibilang jarang. Pasalnya, S.mutans tidak hanya menghasilkan asam yang menyebabkan kerusakan gigi tetapi juga menurunkan DNA.
Namun, kondisi gua di Killuragh, yang sejuk, kering, dan basa, mungkin telah membantu pengawetan DNA S.mutans.
"Kami sangat terkejut melihat begitu banyak bakter S.mutans pada gigi berusia 4.000 tahun ini," kata Lara Cassidy, asisten profesor di Trinity College Dublin.
“Ini adalah penemuan yang sangat langka dan menunjukkan bahwa pria ini berisiko tinggi terkena gigi berlubang tepat sebelum kematiannya,” terangnya lagi.
Baca juga: Tindik Telinga Sudah Dilakukan 11.000 Tahun Lalu, Ini Buktinya
Peneliti percaya banyaknya jumlah DNA S.mutans di akar salah satu gigi berpotensi menunjukkan ketidakseimbangan atau gangguan pada komunitas mikroba di mulut.
Berdasarkan analisis, peneliti juga menyebut bakteri telah mengalami perubahan secara dramatis dari Zaman Perunggu hingga saat ini.
Akan tetapi, kecintaan manusia terhadap gula memiiki dampak yang sangat besar terhadap evolusi bakteri tersebut.
Tim tersebut mengatakan bahwa para arkeolog telah mengamati peningkatan jumlah gigi berlubang pada sisa-sisa kerangka ketika manusia mulai mengadopsi pertanian sereal, namun kerusakan gigi menjadi jauh lebih umum pada periode Modern Awal, dimulai sekitar tahun 1500 Masehi.
Temuan ini kemudian dipublikasikan di jurnal Molecular Biology and Evolution.
Baca juga: Studi Ungkap Manusia Sudah Bikin Tali 37.000 Tahun Lalu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.