Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teleskop James Webb Temukan Bintang Tertua di Alam Semesta

Kompas.com - 11/03/2024, 09:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Astronom berhasil menemukan keberadaan bintang genarasi pertama di alam semesta.

Temuan tersebut didapatkan setelah ilmuwan melakukan pengamatan menggunakan dua instrumen inframerah-dekat Teleskop luar angkasa James Webb (JWST), Kamera Inframerah Dekat (NIRCam) dan Spektrometer Inframerah Dekat (NIRSpec).

Baca juga: Seperti Apa Galaksi Baru JWST-ER1 yang Ditemukan Teleskop James Webb?

Bintang paling awal di alam semesta yang disebut Population III itu menurut mereka ditemukan di salah satu galaksi terjauh yang diketahui yakni GN-z11.

Galaksi GN-z11 ini terbentuk 430 juta tahun setelah Big Bang. Sebagai perbandingan alam semesta saat ini berumur 13,8 miliar tahun.

Temuan bintang tertua

Mengutip Live Science, Jumat (8/3/2024) para ilmuwan dapat menghitung usia sebuah bintang berdasarkan kelimpahan unsur-unsur beratnya, yang terbentuk dari bintang generasi sebelumnya dan akhirnya membentuk bintang baru.

Bintang termuda yang terbentuk selama lima atau enam miliar tahun terakhir disebut sebagai Population I dan memiliki kelimpahan unsur berat tertinggi. Matahari adalah bintang yang termasuk Population I.

Bintang yang lebih tua mengandung lebih sedikit unsur berat dan disebut bintang Population II, bintang-bintang ini tinggal di wilayah tertua galaksi Bima Sakti.

Namun sejauh ini bintang-bintang Population III hanya bersifat hipotesis.

Itu adalah bintang-bintang pertama yang terbentuk, dan karena tidak ada bintang lain yang muncul sebelum mereka, maka bintang Population III tidak mengandung unsur-unsur berat dan hanya terbuat dari hidrogen dan helium murni yang terbentuk selama Big Bang.

Bintang-bintang pertama ini juga dianggap sangat bercahaya, dengan massa setidaknya setara dengan beberapa ratus Matahari.

Baca juga: Teleskop James Webb Ungkap Era Reionisasi Alam Semesta

Meskipun para astronom masih belum melihat bintang Population III secara langsung, tim astronomi yang dipimpin oleh Roberto Maiolino dari Universitas Cambridge justru mendeteksi bukti tidak langsung keberadaan bintang tersebut di galaksi GN-z11.

NIRSpec mengamati gumpalan helium terionisasi di dekat tepi GN-z11 oleh sesuatu yang menghasilkan sinar ultraviolet dalam jumlah besar, yang kemudian disebut peneliti sebagai bintang Population III.

Kemungkinan besar, helium yang disaksikan merupakan material sisa dari pembentukan bintang-bintang tersebut.

Sementara itu, berdasarkan pengamatan lainnya, tim astronom juga menemukan bukti adanya lubang hitam bermassa dua juta matahari di jantung GN-z11.

Ini adalah lubang hitam supermasif terjauh yang ditemukan sejauh ini, kata tim tersebut. Tidak hanya itu, astronom juga mengidentifikasi lubang hitam tersebut melahap sejumlah besar materi dan tumbuh dengan kecepatan yang jauh lebih cepat.

Studi tentang gumpalan helium terionisasi dan bintang Populasi III dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics.

Sedangkan studi observasi NIRCam terhadap lubang hitam dipublikasikan pada 17 Januari di jurnal Nature.

Baca juga: Pertama Kali, Teleskop James Webb Deteksi Air di Komet Langka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com