Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Pertama Penguin di Antartika Mati karena Flu Burung

Kompas.com - 04/02/2024, 18:01 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ini bukan kabar baik. Penguin raja dan gentoo di pulau antara daratan Antartika dan Amerika Selatan ditemukan mati karena flu burung untuk pertama kalinya.

Flu burung telah menyebar ke seluruh dunia, bahkan menyebabkan kematian beruang kutub di Alaska.

Kini, seperti dikutip dari IFl Science, Jumat (2/2/2024) flu burung telah mencapai koloni penguin di Kepulauan Falkland di Atlantik Selatan dengan dampak yang berpotensi menghancurkan.

Baca juga: Temuan Koloni Baru Penguin Kaisar, Jejaknya Terlihat dari Luar Angkasa

Serangan flu burung

Flu burung pertama kali menyerang populasi burung terpencil di wilayah Antartika pada Oktober 2023 yang menyebabkan kematian skua cokelat (Stercorarius antarcticus).

Lalu laporan baru dari Komite Ilmiah Penelitian Antartika (SCAR) menunjukkan ada kasus pertama yang terjadi pada penguin.

Setidaknya satu penguin raja (Aptenodytes patagonicus) dan dua anak penguin gentoo (Pygoscelis papua) ditemukan mati.

Lalu sebanyak 35 penguin dewasa dan anak juga dilaporkan menderita gejala flu burung.

"Kedatangan virus H5N1 di Antartika menjelang akhir tahun lalu memberi peringatan karena risiko yang ditimbulkan terhadap satwa liar di ekosistem yang rapuh ini bisa berdampak serius," kata Ed Hutchinson, ahli virologi molekuler dari University of Glasgow Centre for Virus Research.

Baca juga: Kemampuan Super Penguin, Bisa Tidur Singkat Ribuan Kali dalam Sehari

Saat ini penyakit tersebut belum mencapai daratan Antartika. Peta di situs SCAR menunjukkan titik-titik panas di mana penyakit ini ditemukan.

Jika flu burung sampai ke daratan, penyakit ini berpotensi memusnahkan lebih banyak lagi karena penguin akan berkumpul untuk musim kawin.

SCAR melaporkan bahwa lebih dari 500.000 ribu burung laut telah mati karena penyakit flu burung di Amerika Selatan dan burung-burung yang bermigrasi dari Amerika Selatan kemungkinan besar menyebarkan penyakit ini lebih jauh ke selatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com