Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2024, 19:03 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Kotoran telinga adalah zat lilin yang dihasilkan telinga. Ada dua jenis kotoran telinga, yakni kotoran basah dan kering.

Jenis tersebut bergantung pada genetika seseorang. Lebih spesifiknya, ini bergantung pada varian gen ABCC11.

Orang dengan varian dominan biasanya memiliki kotoran telinga basah. Sementara itu, orang dengan varian resesif biasanya memiliki kotoran telinga yang kering dan terkelupas.

Mengapa telinga menghasilkan kotoran?

Menurut sains, kotoran telinga penting untuk kesehatan tekinga, dan tanpa disadari, mencoba mengeluarkannya bisa menjadi bahaya.

Baca juga: Mengapa Hidung dan Telinga Membesar Seiring Bertambahnya Usia?

Kotoran telinga terdiri dari sel-sel kulit mati yang bercampur dengan sekresi kelenjar minyak dan keringat di telinga. Sel-sel kulit di saluran telinga luar berasal dari tengah gendang telinga dan kemudian bermigrasi menuju pintu masuk telinga, di mana sel-sel tersebut bertemu dengan campuran minyak yang disebut sebum yang melembabkan kulit.

Disekresikan oleh kelenjar sebaceous yang melekat pada folikel rambut, sebum bercampur dengan sekresi kelenjar keringat dan melepaskan sel-sel kulit untuk membuat kotoran telinga.

Kevin Munro, profesor audiologi di Universitas Manchester di Inggris, mengatakan bahwa fungsi kotoran telinga adalah untuk melumasi kulit di saluran telinga dan menjebak kotoran serta debu seperti lendir di hidung.

Kelenjar sebaceous dan keringat juga mengeluarkan protein antimikroba ke dalam campurannya, melindungi telinga dari infeksi bakteri dan jamur.

Baca juga: Benarkah Menggunakan Headphone Dapat Menumbuhkan Bakteri di Telinga?

Kotoran telinga yang diekstraksi di laboratorium telah terbukti menghambat pertumbuhan patogen telinga yang umum, seperti jamur Candida albicans dan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus.

Ini mungkin disebabkan oleh sifat sedikit asam dari kotoran telinga, yang pH-nya berkisar antara 5,2 hingga 7,0, dan protein kekebalan yang dikandungnya, termasuk antibodi yang menempel pada benda asing dan lisozim, yakni suatu enzim yang memecah dinding sel beberapa bakteri.

Mengingat peran kotoran telinga yang bermanfaat, kita tidak perlu mengeluarkannya jika tidak menimbulkan masalah.

Kita harus mencari pertolongan medis jika penumpukan kotoran telinga mulai menyebabkan rasa sakit, penyumbatan, atau kesulitan mendengar.

Penumpukan kotoran telinga yang mengganggu paling sering terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun. Pasalnya, seiring bertambahnya usia, kotoran telinga bermigrasi keluar telinga lebih lambat dan diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak.

Baca juga: 5 Cara Aman Mengeluarkan Air dari Telinga

Selain perubahan terkait usia, penggunaan earphone, penutup telinga, atau alat bantu dengar yang menghalangi keluarnya kotoran telinga juga dapat menyebabkan penumpukan kotoran telinga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com