Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Makhluk Nyaris Abadi Tardigrade Bertahan di Kondisi Ekstrem?

Kompas.com - 22/01/2024, 11:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tardigrade terkenal karena kemampuannya bertahan di lingkungan ekstrem. Tidak tidak heran kalau mendapat julukan sebagai makhluk nyaris abadi.

Kini, peneliti telah mengetahui cara bagaimana makhluk ini bisa bertahan di kondisi ekstrem.

Baca juga: Bagaimana Mahluk Nyaris Abadi Tardigrade Kawin?

Bertahan di kondisi ekstrem

Dikutip dari New Scientist, Kamis (18/1/2024), tardigrade yang juga kadang disebut beruang air merupakan invertebrata mikroskopis berkaki delapan yang dapat ditemukan di seluruh dunia.

Dalam kondisi buruk, seperti suhu beku atau radiasi yang kuat, makhluk ini akan menyusut menjadi bola kering yang disebut tun dan memasuki kondisi hibernasi mendalam.

"Tardigrade tidak berkembang dalam kondisi ekstrem, tapi mereka bisa melewati musim dingin. Kami ingin memahami bagaimana mereka bisa melakukan hal itu," papar Derrick Kolling dari Marshall University di West Virginia.

Untuk menyelidikinya, peneliti memaparkan tardigrade dengan hidrogen peroksida, gula atau garam tingkat tinggi, atau suhu -80 derajat celsius untuk menginduksi tun.

Hasilnya, peneliti menemukan bahwa sensor molekuler kecil di dalam sel tardigrade dapat mendeteksi ketika mereka memproduksi terlalu banyak molekul berbahaya yang disebut radikal bebas.

Hal tersebut kemudian akan memicu keadaan tidak aktif yang membuat tardigrade dapat menanggung kondisi yang ekstrem.

Ketika kondisi lingkungan sudah membaik, tardigrade akan kembali bangun dari keadaan tidak aktifnya.

Baca juga: Hibernasi di Suhu Ekstrem, Apakah Tardigrade Akan Menua?

Apakah ini merupakan mekanisme perlindungan yang terdapat pada seluruh spesies tardigrade merupakan pertanyaan yang sangat penting.

Pasalnya, menurut Leslie Hicks, peneliti dari University of North Carolina di Chapel Hill, jawaban pertanyaan itu dapat membantu kita memahami proses penuaan dan bahkan bagaimana mencapai perjalanan luar angkasa dalam jangka panjang.

Studi ini dipublikasikan di PLoS One.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com