Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2024, 12:37 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laut identik dengan air yang asin karena kandungan garamnya yang tinggi. Namun, tahukah Anda bahwa air laut mengalami perubahan menjadi asam seiring waktu?

Pengasaman atau asidifikasi laut ini berkaitan erat dengan aktivitas manusia dan emisi gas rumah kaca di bumi. Apa hubungannya dan mengapa air laut bisa jadi asam?

Baca juga: Mengapa Air Laut Terasa Asin?

Penyebab air laut jadi asam

Dilansir dari laman resmi National Oceanic and Atmospheric Administration, Rabu (1/4/2020), produksi gas karbon dioksida (CO2) di atmosfer sebagai salah satu gas rumah kaca meningkat sejak revolusi industri 200 tahun yang lalu.

Selama peningkatan itu terjadi, ternyata tingkat keasaman laut meningkat sebanyak 30 persen. Kenaikan keasaman laut ditandai oleh menurunnya pH atau jumlah ion hidrogen yang ada di permukaan air laut, yakni sebesar 0,1.

Air laut dianggap netral (tidak asam dan tidak basa) jika pH-nya bernilai 7. Sementara itu, air laut akan asam jika pH berada di bawah nilai 7.

Laut dapat menyerap sekitar 30 persen gas karbon dioksida dari udara. CO2 larut dalam air laut membentuk asam karbonat (H2CO3) sebagai zat asam lemah. Asam karbonat secara spontan juga akan bereaksi dengan air membentuk ion bikarbonat (HCO3-) dan ion hidrogen.

Reaksi ini adalah dasar perubahan air laut menjadi asam.

Faktor pemicu utama dan dampak asidifikasi laut

Dalam laman Smithsonian Ocean, istilah asidifikasi laut dicetuskan pertama kali setelah adanya perubahan tingkat keasaman laut yang drastis pada tahun 2003.

Karbon dioksida yang membuat air laut asam sebenarnya adalah akibat dari faktor pemicu lain yang lebih utama. Faktor pemicu utamanya adalah emisi atau pelepasan gas CO2 antropogenik atau dari aktivitas manusia, seperti industri, transportasi.

Baca juga: Mengapa Manusia Tidak Bisa Minum Air Laut?

Dampak dari perubahan air laut menjadi asam ini mengancam keberlangsungan hidup ekosistem di laut. Salah satunya adalah kerusakan dan kesulitan pertumbuhan cangkang organisme laut.

Cangkang biota laut seperti bulu babi terbentuk dari campuran mineral seperti kalsium yang dapat terkikis oleh asam.

Ketika air laut asam, cangkang hewan tersebut akan mudah rusak dan susah untuk terbentuk kembali sehingga meningkatkan potensinya untuk dimakan hewan laut lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com