Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti: Jalan Kaki Cepat Selama 10 Menit Bisa Bantu Berhenti Merokok

Kompas.com - 04/01/2024, 15:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Rokok mengandung berbagai zat yang berbahaya, mulai dari aseton dan tar hingga nikotin dan karbon monoksida.

Zat yang dihirup dari asap rokok tidak hanya mempengaruhi paru-paru, tetapi mempengaruhi juga seluruh tubuh.

Oleh sebab itu, merokok dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit dalam waktu beberapa tahun, namun ada juga beberapa efeknya yang langsung dirasakan oleh tubuh.

Jalan kaki untuk berhenti merokok

Ada kabar baik bagi mereka yang ingin menghentikan kebiasaan merokok. Baru-baru ini, para peneliti menemukan bahwa jalan cepat selama 10 menit dapat menjadi kunci untuk mengurangi nafsu makan dan gejala penarikan nikotin.

Baca juga: Apakah Ada Orang yang Alergi Asap Rokok?

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), merokok adalah penyebab utama kematian yang dapat dicegah, dengan tembakau menyebabkan lebih dari 7 juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.

Meski demikian, tak dapat dipungkiri bahwa berhenti menggunakan zat adiktif bukanlah hal yang mudah. Dengan kecanduan yang kuat dan gejala penarikan seperti kurang tidur, sulit berkonsentrasi, dan mudah tersinggung, hanya kurang dari satu dari 10 perokok dewasa yang berhasil berhenti setiap tahunnya.

Hasilnya, para peneliti dari Universitas Innsbruck telah mencari cara untuk mengurangi dampak tidak menyenangkan dari berhenti merokok, dengan fokus pada dampak potensial dari olahraga di dalam dan luar ruangan.

Peneliti Stefanie Schöttl mengatakan, ada beberapa penelitian tentang pengaruh sesi olahraga di dalam ruangan terhadap perokok yang berhenti merokok untuk sementara waktu, dan penelitian yang ia dan rekan-rekannya lakukan adalah yang pertama yang memasukkan aktivitas di luar ruangan.

Baca juga: Kandungan Kimia Rokok Berperasa di Indonesia Kaburkan Bahaya Rokok

Tim peneliti secara acak membagi 16 perokok ke dalam tiga kelompok dan mengharuskan mereka untuk tetap merokom semalaman.

Kemudian, para peserta melakukan jalan cepat selama 10 menit di luar ruangan, hal yang sama di treadmill dalam ruangan, atau tetap duduk selama 10 menit.

Mereka kemudian harus melaporkan keinginan mereka untuk merokok, gejala penarikan diri, dan suasana hati mereka sebelum, selama, dan setelah intervensi ini, serta kapan mereka kembali merokok.

Dibandingkan dengan kelompok peserta yang hanya duduk, para peneliti menemukan bahwa olahraga singkat di dalam dan di luar ruangan secara signifikan mengurangi keinginan ngemil dan gejala penarikan diri serta meningkatkan kesejahteraan.

Namun, hal ini terjadi selama sesi berlangsung dan tidak ada perbedaan yang signifikan antar kelompok setelah 20 menit kemudian.

Dalam simpulan penelitian tersebut, para peneliti menyarankan agar studi di masa depan fokus menyelidiki elemen yang dapat bertindak untuk mengurangi keinginan merokok dan gejala penarikan diri; apakah karena aktivitas fisik, berada di tengah alam, atau mungkin keduanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com