Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap 1400 Spesies Burung Punah karena Manusia, Kok Bisa?

Kompas.com - 26/12/2023, 12:33 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru menunjukkan hal yang memprihatinkan. Studi itu menyebut manusia menjadi penyebab atas punahnya sekitar lebih dari 1400 spesies burung, dua kali lebih banyak dari perkiraan sebelumnya.

Misalnya saja yang terjadi di wilayah seperti Hawaii, Tonga, dan Azores.

Baca juga: Ikan Pari Jawa Dinyatakan Punah, Aktivitas Manusia Jadi Penyebabnya

Seiring berjalannya waktu, kedatangan manusia di tempat tersebut menimbulkan dampak yang luas, termasuk penggundulan hutan, perburuan berlebihan, dan masuknya spesies invasif.

Akibatnya, menurut Pusat Ekologi dan Hidrologi Inggris (UKCEH) banyak spesies burung yang tidak diketahui punah.

Mereka juga berpendapat bahwa temuan ini mengungkap peristiwa kepunahan vertebrata terbesar dalam sejarah yang disebabkan oleh manusia.

Dampak manusia

Mengutip Independent, Rabu (20/12/2023) punahnya lebih dari 1400 spesies burung itu terjadi sepanjang sejarah manusia modern, sejak zaman Pleistosen Akhir sekitar 130.000 tahun lalu.

Beberapa contohnya adalah dodo yang ikonik dari Mauritius, auk besar di Atlantik Utara hingga burung hoopoe raksasa Saint Helena yang kurang dikenal.

Diperkirakan sebagian besar dari mereka punah secara langsung atau tidak langsung karena aktivitas manusia sehingga saat ini hanya tersisa kurang dari 11.000 spesies burung saja.

“Studi kami menunjukkan adanya dampak manusia yang jauh lebih besar terhadap keanekaragaman burung dibandingkan yang diketahui sebelumnya," kata Rob Cooke, seorang pemodel ekologi dari UKCEH.

Baca juga: Jika Manusia Punah, Seperti Apa Kehidupan di Bumi Setahun Setelahnya?

“Manusia dengan cepat menghancurkan populasi burung melalui hilangnya habitat, eksploitasi berlebihan, dan masuknya tikus, babi, dan anjing yang menyerang sarang burung dan bersaing dengan mereka untuk mendapatkan makanan," paparnya lagi.

Pada awal abad ke-14, peneliti mencatat 570 spesies burung hilang setelah manusia pertama kali tiba di Pasifik Timur, termasuk Hawaii dan Kepulaun Cook.

Lalu terjadi peristiwa kepunahan besar-besaran pada abad kesembilan SM yang terutama didorong oleh kedatangan manusia di Pasifik Barat, termasuk Fiji dan Kepulauan Mariana, serta Kepulauan Canary.

Kepunahan bersejarah ini mempunyai implikasi besar terhadap krisis keanekaragaman hayati saat ini.

Dunia tidak hanya kehilangan banyak burung yang menarik tetapi juga peran ekologisnya yang beragam, yang mungkin mencakup fungsi-fungsi utama seperti penyebaran benih dan penyerbukan.

"Hal ini akan berdampak buruk pada ekosistem sehingga selain kepunahan burung, kita juga akan kehilangan banyak tumbuhan dan hewan yang bergantung pada spesies ini untuk bertahan hidup," ungkap Spren Faurby dari Universitas Gothenburg, salah satu penulis penelitian ini.

Studi dipublikasikan di Nature Communications.

Baca juga: Bagaimana Ikan Wader Bisa Berpotensi Terancam Punah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com