Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakteri Punya Ingatan yang Diwariskan dari Generasi ke Generasi

Kompas.com - 24/11/2023, 18:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Bakteri adalah mikroba dengan struktur sel yang lebih sederhana dibandingkan dengan banyak organisme lainnya.

Pusat kendali bakteri, yang berisi informasi genetik, terkandung dalam satu putaran DNA. Beberapa bakteri memiliki lingkaran materi genetik tambahan yang disebut plasmid, yang sering kali mengandung gen yang memberikan keunggulan bagi bakteri.

Meski organisme bersel tunggal ini tidak memiliki otak atau sistem saraf, studi baru melaporkan, bakteri dapat membentuk ingatan dan mewariskan ingatan tersebut kepada generasi mendatang.

Bakteri yang ada di mana-mana, Escherichia coli, adalah salah satu bentuk kehidupan yang sudah banyak dipelajari, namun para ilmuwan masih menemukan cara bakteri ini dapat bertahan dan menyebar.

Para peneliti di Universitas Texas dan Universitas Delaware kini telah menemukan sistem memori potensial yang memungkinkan E. coli 'mengingat' pengalaman masa lalu selama beberapa jam dan generasi setelahnya.

Baca juga: Benarkah Menggunakan Headphone Dapat Menumbuhkan Bakteri di Telinga?

Tim peneliti mengatakan, sepengetahuan mereka, memori bakteri semacam ini belum pernah ditemukan sebelumnya.

Perlu digarisbawahi bahwa ingatan yang dibahas para ilmuwan dalam kasus ini tidak sama dengan ingatan sadar manusia.

Fenomena memori bakteri justru menggambarkan bagaimana informasi dari pengalaman masa lalu memengaruhi pengambilan keputusan saat ini.

Temuan ingatan pada bakteri

Peneliti bioscientist molekuler dari Universitas Texas, Souvik Bhattacharyya, bakteri tidak memiliki otak, namun mereka dapat mengumpulkan informasi dari lingkungannya. Ketuka bakteri sering bertemu dengan lingkungan tersebut, mereka dapat menyimpan informasi dan dengan cepat mengaksesnya nanti untuk kepentingan mereka.

Temuan Bhattacharyya dan rekan-rekannya didasarkan pada hubungan yang kuat dari lebih dari 10.000 tes 'swarming' bakteri.

Baca juga: Saat Diinjak, Apakah Mikroba seperti Virus dan Bakteri Akan Hancur?

Eksperimen ini dilakukan untuk melihat apakah sel-sel E. coli pada satu pelat akan berkumpul menjadi satu massa yang bermigrasi dan bergerak dengan motor yang sama.

Perilaku seperti itu umumnya menunjukkan bahwa sel-sel bergabung untuk mencari lingkungan yang sesuai secara efisien.

Di sisi lain, ketika sel-sel E. coli menggumpal menjadi biofilm yang lengket, itulah cara sel-sel tersebut mengkolonisasi permukaan yang bergizi.

Dalam percobaan awal, para peneliti memaparkan sel-sel E. coli ke beberapa faktor lingkungan yang berbeda untuk melihat kondisi mana yang paling cepat memicu perkembangbiakan.

Pada akhirnya, tim menemukan bahwa zat besi intraseluler adalah prediktor terkuat untuk mengetahui apakah bakteri berpindah atau bertahan.

Baca juga: Serratia marcescens, Bakteri yang Bisa Membuat Roti “Berdarah”

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com