Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Identifikasi Kerabat Baru Megalodon yang Berdarah Panas

Kompas.com - 10/11/2023, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah studi baru mengamati hasil otopsi dari beberapa ekor hiu yang terdampar di Irlandia dan Inggris bagian selatan pada awal tahun 2023.

Hiu tersebut termasuk dalam spesies langka yang disebut hiu macan pasir gigi kecil. Hiu ini ditemukan di laut beriklim sedang dan tropis serta di perairan dalam.

Hiu macan pasir memiliki moncong pendek dan runcing, mata kecil, gigi menonjol, dan sirip punggung. Saat ini, hiu macan pasir bergigi kecil dianggap sebagai spesies “rentan” punah.

Hiu macan pasir berdarah panas

Hiu macan pasir bergigi kecil diyakini telah menyimpang dari megalodon setidaknya 20 juta tahun yang lalu.

Baca juga: Bagaimana Hiu Bertahan dari Dampak Asteroid yang Membunuh Dinosaurus?

Otopsi terhadap hiu-hiu yang terdampar ini secara tak terduga membawa para ahli biologi kelautan ke masa jutaan tahun yang lalu.

Tim peneliti menemukan bahwa hiu langka ini memiliki ciri fisik yang menunjukkan bahwa mereka juga memiliki endoterm regional seperti megalodon dan hiu putih besar.

Endotermik regional atau berdarah panas adalah kemampuan untuk melestarikan panas yang berasal dari metabolisme untuk mempertahankan suhu jaringan tertentu.

Penemuan baru ini berarti bahwa mungkin terdapat lebih banyak hiu berdarah panas daripada yang diperkirakan, dan bahwa hiu berdarah panas telah berevolusi sejak lama.

Peneliti sekaligus ahli biologi kelautan Nicholas Payne mengatakan, para ilmuwan sempat mengira bahwa endotermi regional hanya terbatas pada predator puncak, seperti megalodon putih besar dan megalodon yang telah punah.

Baca juga: Hiu Greenland dari Arktik Mendadak Muncul di Laut Tropis, Ada Apa?

Namun, saat ini, peneliti memiliki bukti bahwa hiu macan pasir yang hidup di dasar laut juga bertubuh hangat.

Bertahan hidup di laut yang menghangat

Para ilmuwan percaya bahwa suhu tubuh megalodon yang lebih hangat memungkinkannya bergerak lebih cepat dan tahan terhadap air yang lebih dingin. Namun, keunggulan evolusioner ini bisa jadi turut menyebabkan kepunahannya.

Megalodon hidup pada Zaman Pliosen (5,33 juta tahun hingga 2,58 juta tahun lalu), ketika dunia mendingin dan permukaan laut berubah.

Perubahan ekosistem dan persaingan dengan pendatang baru di lingkungan laut, seperti hiu putih besar, mungkin telah menyebabkan kepunahannya.

Memahami bagaimana hiu yang telah punah mencapai kepunahannya dapat membantu para ilmuwan mengidentifikasi cara hiu berdarah panas saat ini dapat bertahan hidup, mengingat suhu laut yang lebih hangat akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com