KOMPAS.com - Kehamilan dan masa menyusui adalah dua fase kunci dalam kehidupan seorang ibu dan pertumbuhan anak yang sangat penting.
Periode ini membawa sejumlah perubahan yang penting dan berdampak besar pada kesehatan serta perkembangan anak yang akan datang.
Baca juga: Jangan Sepelekan, Nutrisi Bisa Bikin Tinggi Badan Anak Tumbuh Pesat
Mengapa demikian?
Penelitian yang dikutip dari Livestrong, Jumat (27/10/2023), pola makan selama kehamilan dan pemberian ASI memiliki dampak signifikan pada pertumbuhan anak, menyoroti pentingnya nutrisi selama periode tersebut.
Ketika seorang wanita mengalami kehamilan, pola makan yang dia pilih dapat memiliki dampak signifikan pada tinggi badan anak yang akan lahir.
Para peneliti mengawasi lebih dari 6.600 kelahiran tunggal dan menemukan bahwa asupan magnesium, zat besi, dan vitamin C oleh ibu selama kehamilan adalah faktor yang paling sering berhubungan dengan peningkatan tinggi badan anak.
Menyusui memiliki dampak yang sangat besar juga pada perkembangan kognitif dan fisik bayi selama tahun pertama kehidupan mereka.
Hasil studi menunjukkan bahwa memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan memperkenalkan makanan padat pada usia enam bulan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan berat badan bayi dan berpotensi meningkatkan tinggi badan mereka. Hasil penelitian ini juga menjadi rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dokter spesialis anak di Rumah Sakit UNS, dr. Aisya Fikritama, Sp. A, dalam wawancara dengan Kompas.com pada Selasa (31/10/2023) juga menekankan bahwa nutrisi menjadi kunci selama 1000 hari pertama kehidupan.
Baca juga: Cara Mencegah Stunting sejak 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak
Nutrisi berperan penting karena pada periode tersebut, organ tubuh anak berkembang dengan cepat terutama otak.
"Nutrisi yang terpenuhi sangat penting untuk perkembangan otak, karena dari masa janin hingga usia 2 tahun, sekitar 80 persen dari volume otaknya akan terbentuk," ujar dr. Aisya.
Kekurangan nutrisi selama periode ini berpotensi menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Aisya menjelaskan bahwa kurang gizi merupakan salah satu bentuk malnutrisi, sering diidentifikasi sebagai masalah yang umumnya terjadi di daerah tertinggal. Bahkan, dampak kurang gizi terutama pada anak-anak dapat sangat serius bahkan bisa berakibat fatal.
"Kurang gizi terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan cukup nutrisi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi tubuh secara optimal. Pada tingkat yang paling parah, kondisi ini disebut sebagai gizi buruk," kata Aisya.
Salah satu efeknya yaitu terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak. Kondisi ini juga dikenal sebagai salah satu gejala stunting.