Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Dipakai di Indonesia, Ini Bahaya Besar Plastik Pertanian

Kompas.com - 14/10/2023, 08:00 WIB
Usi Sulastri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai salah satu produsen pertanian terbesar di dunia, Indonesia telah menerapkan berbagai inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor pertaniannya.

Salah satu praktik yang semakin umum digunakan adalah penggunaan plastik dalam bentuk mulsa.

Baca juga: Studi Ungkap Jamur Dapat Membantu Mengatasi Sampah Plastik

Plastik mulsa, yang biasanya digunakan untuk menutupi tanah di sekitar tanaman, sebenarnya memiliki manfaat yang signifikan.

Praktik ini membantu mengurangi evaporasi air, mempertahankan kelembaban tanah, menghambat pertumbuhan gulma, dan bahkan meningkatkan hasil panen.

Plastik pertanian mengancam lingkungan dan manusia

Meskipun tampaknya merupakan solusi yang cerdas, penggunaan plastik mulsa juga membawa konsekuensi yang signifikan yang dapat mengancam kesehatan lingkungan dan manusia.

Dilansir dari Earth.com edisi (11/10/2023), sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan di jurnal Nature Communications menyoroti urgensi pengurangan penggunaan plastik di sektor pertanian.

"Data terbaru mengenai pencemaran aditif beracun dan mikro-nanoplastik di air, tanah, dan udara mengindikasikan dampaknya pada kesehatan manusia," ujar Profesor Philip Demokritou, salah satu penulis studi ini.

Baca juga: Berapa Banyak Sampah Plastik yang Ada di Lautan?

"Plastik berbasis minyak bumi yang tidak dapat terurai secara alami tetap bertahan di lingkungan dan dapat masuk ke dalam rantai makanan kita," sambungnya.

Peneliti menekankan perlunya menggabungkan inovasi berkelanjutan dengan faktor-faktor sosial seperti perilaku petani, ketersediaan bahan, dan praktik produksi untuk mencapai tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi dalam penggunaan plastik dalam pertanian.

Hal ini memerlukan inovasi dalam desain material, peningkatan pengumpulan plastik pasca penggunaan, promosi penggunaan kembali dan daur ulang, serta perubahan dalam praktik penggunaan.

Mereka juga mencoba mengatasi masalah ini dengan mengusulkan tindakan strategis, termasuk penggunaan yang bertanggung jawab, pengumpulan efisien, penggunaan kembali, dan promosi metode daur ulang inovatif.

Jika perlu, bioplastik biodegradable dianggap sebagai alternatif untuk menghindari polusi yang berkelanjutan.

Dampak buruk plastik pada ternak dan unggas

Ternak dan unggas dapat menelan mikroplastik dari ladang dan pakan mereka. Mikroplastik dalam pakan bisa berakhir di tanah saat dibuang atau ketika kotoran hewan digunakan sebagai pupuk.

Mikroplastik telah ditemukan di usus dan kotoran hewan, terutama di peternakan intensif di berbagai negara, seperti yang dikutip dari United Nations Environment Programme tahun 2021. 

Baca juga: Apakah Dampaknya jika Plastik Ditelan oleh Burung?

Beberapa hewan, seperti sapi, babi, dan kambing, mungkin juga menelan plastik yang tidak dapat dicerna, terutama saat mereka kekurangan makanan.

Ini dapat menyebabkan masalah pencernaan, penurunan berat badan, atau bahkan kematian.

Plastik yang tertinggal dalam rumen sapi dalam jangka waktu lama berpotensi mengkontaminasi daging dan susu dengan bahan kimia dari plastik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com