Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Proses Hidrotermal untuk Pengolahan Sampah Makanan

Kompas.com - 13/07/2023, 14:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh : Manis Yuliani, S.T., M.Si., Dian Purwitasari Dewanti, S.T., M.T, Khalda Afifah Haris, S.T., dan Dr. Muhammad Hanif, S.T., M.Eng

TEKNOLOGI hidrotermal dibahasakan sederhana sebagai teknik perebusan canggih dengan media air pada suhu dan tekanan yang dijaga cukup tinggi seperti halnya sebuah panci presto.

Baca juga: Sampah Plastik: Antara Sumber Energi dan Polutan

Perbedaannya terletak pada bejana atau panci yang dengan desain khusus serta suhu dan tekanan yang bisa diukur dan diatur sedemikian rupa sesuai kondisi proses yang diharapkan.

Di tengah ramainya perbincangan di kalangan pemerintah, periset, akademisi, maupun masyarakat terkait masalah sampah perkotaan yang makin ke sini semakin mengkhawatirkan, maka teknologi hidrotermal ini hadir sebagai salah satu solusi kecil namun diharapkan akan cukup mumpuni dalam mengatasi sampah perkotaan khususnya sampah organik makanan yang kadar airnya sangat tinggi atau basah.

Sehingga diharapkan pasar tradisional, restoran, atau tempat lain yang berpotensi menghasilkan sampah makanan mampu mengatasi permasalahan sampahnya dengan lebih cepat dan tentunya bernilai tambah.

Teknologi hidrotermal bisa dibagi menjadi tiga macam berdasarkan kondisi prosesnya yaitu hidrotermal karbonisasi, hidrotermal likuifaksi, dan hidrotermal gasifikasi.

Dengan teknologi hidrotermal ini, sampah organik dapat disulap menjadi berbagai produk yang diharapkan, antara lain arang untuk bahan bakar, absorben, grafena, nutrisi untuk hewan ternak, biochar untuk pembenah tanah, pupuk cair, dan berbagai produk lain yang bisa dijual kembali untuk mendapatkan nilai tambah.

Produk apa saja nanti yang diharapkan bisa diatur berdasarkan kondisi operasi selama proses berlangsung.

Baca juga: Penyebab Sampah Antariksa Jatuh ke Bumi Menurut Pakar BRIN

Yang menjadi keunggulan dari teknologi ini salah satunya adalah mampu mengolah sampah organik dalam waktu beberapa jam bahkan menit sehingga jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan proses komposting.

Keunggulan lain antara lain timbulan gas karbondioksida dan emisi udara yang dihasilkan cukup kecil sehingga lebih ramah lingkungan, mampu membunuh patogen dan kontaminan berbahaya karena biasanya bekerja di suhu yang tinggi, dan minim limbah karena semua produk utama dan samping yang dihasilkan bisa dimanfaatkan.

Baca juga: Kenapa Sampah Harus Dikelola dengan Baik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com