Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Pancasila dan Isu Agama Menjelang Kontestasi Politik 2024

Kompas.com - 07/07/2023, 09:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh : Oksimana Darmawan, S.E., S.H., M.H.

HAMPIR dikatakan, adanya pemilu selalu dibarengi dengan perbincangan Pancasila dan isu agama terutama Islam, karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, bahkan jumlah terbanyak di dunia.

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Perlukah Indonesia Kembali Ke Sistem Pemilu Tertutup?

Intensitas perbincangan mengalami kenaikan sampai pada klimaks mendekati ‘hari tenang’ pencoblosan para kontestan politik tahun 2024.

Masa ke masa, lahirnya Pancasila selalu dipertentangkan dengan isu agama sampai saat ini, masyarakat dipaksa untuk memahami karya ‘jargon’ yang dibuat demi kepentingan politik, seperti ‘saya paling Pancasialis’ atau ‘Islam radikal’.

Padahal semua masyarakat Indonesia yang terdiri dari ribuan suku, adat istiadat dan kearifan lokal adalah Pancasialis, karena telah sepakat, menerima dan mengamalkan Pancasila menjadi pandangan hidup, ideologi bangsa, dan dasar negara.

Begitu juga, Agama Islam mengajarkan untuk menerima hasil kesepakatan para pendahulu termasuk para ahli agama, dan nilai keseluruhan Pancasila memiliki keselarasan dengan nilai ajaran Islam sebagai ‘rahmatan lil alamin’, dipahami sebagai agama yang mananamkan kasih sayang terhadap seluruh umat manusia dan alam semesta tanpa melihat latar belakangnya, menerima keberagaman, perbedaan, dan toleransi antar umat beragama.

Keberterimaan terhadap Pancasila sebagai ideologi, dalam semboyan ‘Bhineka tunggal ika’ terutama dalam sila ketiga, masyarakat Indonesia sudah menyadari adanya keberagaman bukan merupakan perbedaan yang bisa menjadikan tercerai-berai, melainkan keberagaman dijadikan untuk saling mengenal dan menghormati yang justru menjadi alat pemersatu.

Melihat kondisi saat ini, masih adanya narasi yang mencoba mempertentangkan Islam dengan Pancasila, maka perlu dijelaskan bahwa Pancasila selaras dengan Al-Qurán dan praktik yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Keselarasan pancasila dengan nilai Islam dalam Al-Qur’an

Sila pertama, dijelaskan secara tegas dan gamplang dalam surat Al-Ikhlas, sedangkan untuk mengatur kehidupan antar umat beragama dijelaskan dalam Surat Al-Kafirun.

Baca juga: Bukan Gangguan Jiwa, Caleg Stres Pasca Pemilu Perlu Penanganan

Sila kedua, dalam surat Surat Al-Maun, dijelaskan secara garis besar bahwa kecelakaan bagi orang yang menghardik anak yatim, tidak memberi makan orang miskin, ingin dipuji, dan keengganan menolong orang lain.

Sila ketiga, dalam Surat Al-Hujarat, secara global disampaikan bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan dari berbagai bangsa dan suku-suku supaya saling mengenal, sedangkan dalam Surat Al-Baqoroh secara makna disampaikan, bahwa manusia pada dasarnya adalah umat yang satu, adanya perpecahan ditimbulkan karena perselisihan.

Sila keempat, diatur dalam Surat Ali Imron (3) ayat 159, mengenai masalah pemerintahan, politik, ekonomi dan kemasyarakatan. Surat An-Nisa (4), berisi ketaatan kepada Alloh SWT, Rosul dan Ulil Amri/pemimpin dalam pemerintahan. Surat Asy-Syuura (42) ayat 38, terkait pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah. Surat Ath-Thaalaq (65) ayat 6, mengenai musyawarah dalam keluarga.

Sila kelima, dalam Surat An-nisa (4) ayat 58, 65, 105, dan 135 berisi perintah untuk menegakkan keadilan, sedangkan perintah menegakkan kebenaran terdapat dalam Surat Al-Maidah (5) ayat 8 dan 42. Mengenai sifat adil pemimpin disampaikan dalam Surat Al- ‘Araaf (7) ayat 181.

Dalam Surat Hud (11) ayat 85 menceritakan kisah Nabi Syuaib yang memerintahkan kaumnya untuk berbuat adil. Surat An-Nahl (16) ayat 90 menerangkan Perintah untuk berbuat adil dan melakukan kebajikan. Surat Shaad (38) ayat 26, berisi perintah Alloh SWT kepada Nabi Daud (dalam hal ini adalah pemimpin) untuk berlaku adil dan tidak mengikuti hawa nafsu.

Surat Al-Hujurat (49) ayat 9, disampaikan perintah melakukan perdamaian atas perbedaan yang terjadi secara adil.

Baca juga: Keadaban Politik, Mungkinkah?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com