Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Menjelajah Laut Dalam Berbahaya?

Kompas.com - 24/06/2023, 09:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Hilangnya kapal selam Titan yang mencoba menjelajahi laut dalam di mana bangkai Titanic berada telah menyita perhatian publik beberapa hari ini.

Sayang, hasil pencarian itu harus berakhir saat Penjaga Pantai Amerika Serikat, Kamis (22/6/2023) waktu setempat menyampaikan bahwa Titan telah ditemukan dengan keadaan hancur berkeping-keping karena ledakan dahsyat.

Baca juga: Kenapa Banyak Hewan di Laut Dalam Berukuran Raksasa? Ahli Jelaskan

Seperti diberitakan Kompas.com, puing itu ditemukan di sekitar Haluan Titanic, di sudut terpencil Atlantik Utara.

Temuan ini pun membuat bertanya-tanya mengapa penjelajahan laut dalam berbahaya dan berisiko?

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration, meski orang telah menjelajah permukaan laut selama puluhan ribu tahun, namun hanya sekitar 20 persen dasar laut yang telah dipetakan.

Baca juga: Kenapa Banyak Hewan Besar yang Hidup di Laut Dalam?

Peneliti bahkan mengatakan bahwa bepergian ke luar angkasa lebih mudah daripada terjun ke dasar lautan.

Sementara 12 astronot telah menghabiskan total 300 jam kolektif di permukaan Bulan, Woods Hole Oceanographic Institution menyebut hanya 3 orang yang menghabiskan sekitar 3 jam menjelajahi Challenger Deep, titik terdalam dasar laut Bumi yang diketahui.

"Faktanya, kita memiliki peta bulan dan Mars yang lebih baik daripada planet kita sendiri," kata Dr. Gene Feldman, seorang ahli kelautan emeritus di NASA yang menghabiskan lebih dari 30 tahun di badan antariksa.

Penjelajahan laut dalam yang berbahaya

Ada alasan mengapa penjelajahan laut dalam oleh manusia sangat terbatas.

Mengutip CNN, Jumat (23/6/2023) bepergian ke kedalaman laut berarti memasuki dunia dengan tingkat tekanan yang sangat tinggi.

Baca juga: Temuan Gen Umur Panjang pada Ikan Laut Dalam, Ini Manfaatnya

Semakin jauh Anda turun maka risikonya makin tinggi pula. Ditambah lagi dengan lingkungan gelap hampir tanpa visibilitas serta suhu dinginnya yang ekstrim.

Selain itu banyak faktor yang dapat membuat kapal sangat sulit untuk ditemukan juga menjadi alasan mengapa eksplorasi dasar laut yang komprehensif tetap sulit dilakukan.

“Pencarian air cukup rumit, karena dasar laut jauh lebih terjal daripada di darat,” kata Dr. Jamie Pringle, seorang pembaca geosains forensik di Universitas Keele Inggris.

Jika kapal selam tidak kembali ke permukaan, tim pencarian dan penyelamatan perlu mengandalkan sonar, teknik yang menggunakan gelombang suara untuk menjelajah kedalaman laut.

Sebagai gambaran, untuk setiap 10 meter yang dilalui di bawah permukaan laut, tekanan meningkat satu atmosfer.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com