Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Sedotan Tidak Bisa Digunakan di Ruang Angkasa?

Kompas.com - 15/06/2023, 22:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Saat berada di ruang angkasa, astronaut melakukan banyak sekali penyesuaian dengan lingkungan yang sangat jauh berbeda dengan Bumi.

Aktivitas-aktivitas kecil seperti minum, makan, buang air, dan sebagainya pun dilakukan secara khusus saat tinggal di ruang angkasa. 

Karena kondisi yang berbeda dengan Bumi, ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan astronaut selama di ruang angkasa, salah satunya adalah minum dari sedotan.

Kenapa sedotan tidak bisa digunakan di ruang angkasa?

Saat minum menggunakan sedotan, sebenarnya kita tidak benar-benar menyedot cairan. Kita menyedot udara keluar dari sedotan dan menciptakan ruang hampa atau penurunan tekanan udara di dalam sedotan. 

Baca juga: Berapa Banyak Orang yang Meninggal di Luar Angkasa?

Kemudian, tekanan atmosfer di luar minuman memaksa cairan masuk ke dalam sedotan dan naik ke mulut. 

Dilansir dari IFL Science, saat kita berada di ruang hampa udara seperti ruang angkasa, tekanannya sangat rendah, dan tidak ada gaya yang diberikan pada cairan untuk mendorongnya ke atas sedotan. 

Di dalam International Space Station (ISS), ada atmosfer buatan yang tekanannya sama dengan di permukaan laut. Tekanan ini cukup untuk membuat sedotan berfungsi normal, meski astronaut mungkin harus meminumnya dari gumpalan yang mengambang.

Dengan demikian, secara sederhana, jika tidak ada tekanan udara, sedotan tidak akan berfungsi.

Baca juga: Mengapa NASA Tidak Menggunakan Pensil di Luar Angkasa?

Dari mana astronaut mendapat air?

Mengangkut air dari Bumi secara finansial tidak praktis, jadi untuk mengatasi kebutuhan air di pesawat ruang angkasa (dalam hal ini, ISS), ada beberapa teknik dan metode inovatif yang dikembangkan. 

Saat berada di ISS, astronaut akan kehilangan sejumlah air setiap kali mengeluarkan napas atau berkeringat. Satu tarikan napas atau setetes keringat mungkin tidak banyak untuk mengisi kembali persediaan air, tetapi ISS dirancang untuk mendukung awak enam orang (ditambah pengunjung) dan semua orang berkeringat dan menghembuskan napas. 

Dilansir dari Science ABC, uap yang tercipta dari menghembuskan napas dan berkeringat ini membantu menjaga kelembapan kabin sekitar, dipadatkan, dan digunakan untuk mengisi kembali pasokan air umum di ISS.

ISS memiliki sistem manajemen air yang rumit yang mengekstraksi setiap tetes air yang dapat diaksesnya, baik yang berasal dari napas manusia, air mandi daur ulang, residu dari cuci tangan dan kebersihan mulut, keringat astronot, dan bahkan urine. 

Baca juga: Penelitian Ini Mungkinkan Astronot Makan Gorengan di Luar Angkasa

Layne Carter, pengelola sistem air ISS dari Marshall Flight Center, Alabama, mengatakan bahwa rasa air di ISS seperti air botolan, asalkan secara psikologis bisa melewati titik daur ulang urine dan kondensat yang keluar dari udara.

Konservasi air yang ketat seperti itu sangat penting di ISS, karena tanpanya dibutuhkan banyak sekali air dari Bumi untuk menopang empat awak selama satu tahun di ISS.

Carter pun mengatakan, timnya tentu melakukan proses pengolahan yang jauh lebih agresif, daripada instalasi pengolahan air limbah kota sehingga mereka bisa kami memiliki air yang sangat murni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com