Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Eksperimen Berbaring untuk Persiapan Perjalanan Luar Angkasa?

Kompas.com - 25/05/2023, 12:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo


KOMPAS.com - Dua belas orang akan menjadi relawan berbaring terlama di dunia. Eksperimen ini dilakukan sebagai bagian dari penelitian menyiapkan perjalanan ke luar angkasa.

Rombongan relawan itu akan berbaring di tempat tidur yang dirancang untuk meniru kondisi di luar angkasa selama 60 hari berturut-turut.

Beberapa relawan juga akan menguji strategi yang harapannya dapat mengurangi ketegangan tubuh yang disebabkan oleh kurangnya gravitasi, seperti misalnya berolahraga sambil berputar di mesin sentrifugal.

Dilansir dari Gizmodo, Rabu (24/5/2023) proyek penelitian ini disebut studi Bed Rest with Artificial gravity and Cycling Exercise (BRACE).

Studi ini didanai oleh badan antariksa Perancis yaitu National Center for Space Studies (CNES) dan dilakukan di MEDES, Institute for Space Medicine and Physiology di Toulouse, Perancis.

Baca juga: Seperti Apa Penampakan Satelit Terkecil Planet Mars?

Eksperimen berbaring untuk perjalanan luar angkasa

Dalam eksperimen ini, relawan akan menghabiskan waktu di tempat tidur yang posisinya ditinggikan 6 derajat di bawah horizontal, dengan kaki menghadap ke atas.

Aktivitas berbaring ini tidak hanya saat tidur, melainkan juga saat mandi dan menggunakan toilet, setidaknya satu bahu harus tetap berada di kasur.

Kondisi tersebut akan memaksa darah dan cairan mengalir ke kepala dan ditambah dengan berbaring yang terus menerus, pada akhirnya akan menyebabkan otot seseorang mengalami atrofi.

Atrofi adalah masalah besar yang sama yang terlihat pada perjalanan luar angkasa dalam jangka waktu panjang.

Satu kelompok akan bertindak sebagai kontrol, beristirahat sepanjang waktu. 

Sementara itu, eksperimen pada kelompok lain yakni mereka akan secara teratur bersepeda dengan sepeda olahraga yang dipasang di tempat tidur luar angkasa, mengikuti rutinitas yang biasa dilakukan astronot untuk mencegah kehilangan otot.

Baca juga: Seperti Apa Bangkai Kapal Titanic yang Tenggelam di Laut Atlantik?

 

Sementara kelompok eksperimen ketiga akan bersepeda saat berada di dalam mesin centrifuge yang berputar.

 

Perputaran itu akan bertindak sebagai penyeimbang hilangnya gravitasi di luar angkasa.

"Kami berharap dapat memahami nilai tambah dari gravitasi buatan untuk rutinitas kebugaran seperti yang dilakukan astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional," kata Angelique Van Ombergen, salah satu peneliti yang terlibat.

Proyek ini bukan pertama kalinya bagi para ilmuwan yang memanfaatkan berbaring sebagai bentuk simulasi perjalanan luar angkasa.

Kendati demikian, mereka juga akan melakukan eksperimen bersepeda, sebagai bentuk simulasi dalam misi luar angkasa, dan ini juga merupakan pertama kalinya dilakukan di Eropa.

Harapannya, hasil studi eksperimen berbaring dan bersepeda ini tidak hanya bisa diterapkan untuk perjalanan luar angkasa saja.

Baca juga: Seperti Apa Bintik Matahari yang Ditangkap Teleskop Inouye Solar?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com