Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/06/2023, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Gurita memiliki kemampuan mengubah warna dengan cepat. Menakjubkannya, gurita mempunyai pola resolusi tertinggi dari semua cephalopoda dan mampu menampilkan beberapa transisi warna tercepat dibanding semua hewan. 

Leila Deravi, ahli biokimia di Universitas Northeastern, Massachusetts, mengatakan, kamuflase gurita telah dipelajari dan diamati selama berabad-abad, tetapi tidak banyak yang diketahui oleh para ahli.

Pasalnya, perubahan warna pada gurita adalah proses kompleks, yang melibatkan banyak komponen mikroskopis yang berbeda. Oleh sebab itu, sangat sulit untuk menjelaskan dengan tepat cara gurita mengubah warna tubuhnya.

Proses gurita berubah warna

Mengutip Live Science, gurita dapat mengubah warna karena mereka memiliki kromatofora, yakni organ kecil yang berubah warna yang tersebar di seluruh kulit gurita.

Baca juga: Gurita Ternyata Mampu Mengatur Ulang Otak untuk Beradaptasi

Di jantung setiap kromatofor terdapat kantung kecil yang diisi oleh nanopartikel pigmen yang disebut xanthomatin. 

Kantung pigmen ini dikelilingi oleh matriks elastis yang terhubung ke sel-sel otot yang mengelilingi kantung dalam bentuk bintang runcing. 

Saat sel-sel otot ini berkontraksi, kantung pigmen meregang, yang memungkinkan lebih banyak cahaya masuk ke dalam sel dan memantulkan partikel xanthommatin.

Xanthommatin menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya tampak. Cahaya yang dipantulkan kembali dari kromatofor adalah warna yang berbeda dibandingkan dengan cahaya yang pertama kali masuk ke dalam sel.

Baca juga: Apakah Gurita Bisa Mengalami Mimpi Buruk?

Ada tiga lapisan kromatofora di kulit gurita, yang masing-masing memiliki partikel xanthomatin yang memantulkan kembali warna yang berbeda. 

Lapisan atas menghasilkan warna kuning, lapisan tengah memantulkan kembali warna merah, dan lapisan bawah menghasilkan warna coklat. 

Gurita dapat menggabungkan warna-warna ini dengan mengubah bentuk kromatofora di setiap lapisan, yang memungkinkan gurita menciptakan beragam warna.

Setiap kromatofor, yang jumlahnya bisa puluhan ribu atau bahkan jutaan, dikendalikan dengan sinyal saraf langsung dari otak gurita sehingga otot-otot di sekitar kantung berkontraksi atau rileks. 

"Organ tambahan" untuk mengubah warna

Selain kromatofora, ada organ tambahan, yang dikenal sebagai iridofora dan leukofora, di kulit spesies gurita tertentu yang dapat membantu meningkatkan atau mengubah warna yang mereka hasilkan. 

Baca juga: Mengenal Gurita Cincin Biru, Hewan Paling Beracun di Bumi

Iridofora sedikit lebih besar dari kromatofora dan membantu menciptakan warna metalik pada gurita. 

Iridofora mengandung protein yang disebut reflectin, yang menumpuk di dalam untuk menciptakan efek seperti cermin.

Sementara itu, leukofora memiliki ukuran yang mirip dengan kromatofora, tetapi memiliki pigmen putih khusus, bukan xanthommatin, yang menyebarkan atau membiaskan cahaya dan membantu mengontrol kontras dan kecerahan warna. 

Baik iridofora maupun leukofora, keduanya diperluas dan dikontrak oleh sinyal saraf dari otak, seperti halnya kromatofor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com